Hasto: Seluruh Kader Wajib Dukung Calon Kepala Daerah yang Diusung PDIP

Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto Saat Membuka Sekolah Cakada PDIP Gelombang III. (Foto: Dokumentasi PDIP)

Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menyatakan, seluruh kader partai akan memberikan dukungan total terhadap seluruh calon yang diusung untuk pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2020.

Menurutnya, hal ini merupakan kedisiplinan yang harus ditaati sesuai keputusan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

"Ketua Umum Ibu Megawati Soekarnoputri mengambil keputusan, ketika keputusan diambil maka siapapun yang namanya anggota dan kader partai wajib mendukung total dengan penuh kedisiplinan," kata Hasto saat menutup Sekolah Cakada Gelombang III, secara virtual, dalam siaran pers diterima, Rabu (16/9/2020).

Dengan adanya dukungan total dari seluruh kader PDIP, dia berharap para calon kepala daerah dapat berjuang ke bawah untuk memenangkan hati rakyat. Hal itu dilakukan dengan bersatu dengan rakyat, sebagai bagian dari energi perjuangan.

"Bung Karno mengatakan tak ada perjuangan yang sia-sia. Terlebih untuk Anda semua, senjata paling hebat menjadi pemimpin adalah menyatu dengan kekuatan rakyat. Itulah strategi utama kita," kata Sekjen PDIP ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Hari ini,rekomendasi pasangan calon yang diusung PDIP pada Pilkada Serentak 2020 resmi diumumkan di DPD PDIP Jateng secara virtual. Nama Gibran Rakabuming Raka dan Teguh Prakosa diprediksi bakal pasangan yang direkomendasikan di Pilkada Solo.

2 dari 2 halaman

Para Calon Harus Membumikan Pancasila

Dia menekankan, para calon yang diusung PDIP harus selalu membumikan Pancasila dengan rasa cinta kepada Tanah Air yang berkebudayaan.

Sebab menurut Hasto, Nusantara begitu kaya dengan keanekaragaman suku, ras, dan tradisi yang luar biasa.

"Bung Karno menjalankan bagaimana Pancasila sebagai ideologi dunia. Jadi kalau ada yang berusaha menegatifkan Bung Karno, itu karena kekuatan neokolonialisme dan neoimperialisme yang hendak menjajah kita kembali," pungkasnya.