Sukses

Ujaran Kebencian Marak Jelang Pilkada 2020, Ini Saran Budiman Sudjatmiko 

Untuk mengantisipasi adanya kampanye terselubung jelang Pilkada, peran-peran seperti KPK, PPATK, dan KASN untuk melakukan pengawasan terhadap para calon kepala daerah sangat diperlukan.

Liputan6.com, Jakarta Politikus PDIP Budiman Sudjatmiko menyatakan, masyakat harus belajar dari Pilkada DKI Jakarta dan Pilkada Poso untuk mengatasi  isu ujaran kebencian dan keagamaan yang marak jelang pilkada.

"Jika kita tidak mengambil pelajaran apapun dari pemilihan kepala daerah sebelum-sebelumnya, saya kira kasus seperti ini akan terus terjadi lagi,” ujar Budiman saat berbicara dalam diskusi online 'Pilkada Tanpa Ujaran Kebencian dan Isu Agama Lebih Oke' di Jakarta, Kamis (13/8/2020).

Ia juga memprediksi aktivitas penggunaan media sosial (medsos) di Pilkada 2020 akan meningkat pesat dan dikhawatirkan isu SARA dan ujaran kebencian semakin nyaring terdengar.

"Parpol memang tidak akan terang-terangan memforsir isu kebencian atau agama, tapi ada simpatisan yang jumlahnya masif memainkan isu itu," ujar Budiman.

Terlebih, Pilkada yang masih dalam suasana pandemi Covid-19 akan sangat memungkinkan 'serangan udara' dilakukan melalui medsos yang dibumbui isu-isu keagamaan maupun ujaran kebencian.

Budimanmengingatkan masyarakat agar mengambil pelajaran dari pilkada-pilkada sebelumnya agar perpecahan antar anak bangsa tidak terulang lagi akibat perhelatan politik.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kasus Jerinx

Sementara itu, Direktur Eksekutif LIMA, Ray Rangkuti menyebut, politik identitas juga bisa jadi ancaman dalam pelaksanaan Pilkada 2020 ini.

"Soal ujaran kebencian atau politik identitas belum terumuskan dengan baik. Belum ada aturan yang jelas," ujar Ray.

Ia mencontohkan kasus yang menimpa Jerinx, drummer Superman is Dead (SID) yang jadi tersangka karena unggahan Instagramnya yang dianggap sebagian pihak merupakan sebuah kritik, bisa juga marak terjadi di Pilkada 2020.

"Jangan sampai pengungkapan sesuatu hal yang buruk dari kandidat menjadi sandungan," pungkas Ray.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.