Sukses

Pilkada Kian Dekat, Moeldoko Minta Tim Sukses Tak Eksploitasi Tokoh Nasional

Imbauan itu disampaikan karena ada kalanya kontestasi Pilkada menyebabkan ketegangan di masyarakat.

Liputan6.com, Jakarta - Pilkada serentak 2018 tinggal menghitung hari. Seiring makin dekatnya ajang tersebut, masing-masing kandidat yang berlaga serta timnya diharapkan bisa tetap menjaga kondusivitas daerahnya.

“Masing-masing tim sukses jaga keharmonisan. Semua semakin dewasa,” kata ketua umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar, usai menghadiri acara peringatan Nuzulul Quran dan Hari Lahir Pancasila di markas Gerakan Pemuda (GP) Ansor, Jakarta.

Imbauan itu disampaikan karena ada kalanya kontestasi Pilkada menyebabkan ketegangan di masyarakat.

"Contohnya di DKI, semoga tidak terjadi lagi,” kata pria yang akrab disapa Cak Imin dalam keterangan yang diterima, Senin (4/6/2018).

Contoh lain yang juga ia sebutkan adalah perang di media sosial, khususnya yang sempat terjadi di Jawa Tengah, beberapa hari lalu. Ketika itu, mengemuka tagar yang sampai menyinggung nama Panglima Jenderal Besar Soedirman.

"Masing-masing harus saling menjaga iklim. Jangan saling menyerang," pinta Cak Imin.

Jenderal (purn) Moeldoko, yang juga hadir dalam acara di GP Ansor itu pun turut berkomentar mengenai nama Jenderal Soedirman yang ikut terbawa dalam ‘perang’ antar calon kepala daerah di Jawa Tengah itu.

“Selaku mantan prajurit, saya harap penggunaan hashtag semacam itu perlu dipertimbangkan,” kata Moeldoko, yang kini menjadi Kepala Kantor Staf Presiden (KSP).

Lebih lanjut, ia menyarankan kepada seluruh kandidat yang sedang bersaing di Pilkada, maupun tim pendukungnya, untuk tidak mengeksploitasi tokoh-tokoh nasional. Apalagi pahlawan sebesar Jenderal Soedirman.

“Pak Dirman adalah panglima yang berkarakter. Bisa menginspirasi seluruh prajurit. Jangan eksploitasi nama besar beliau untuk kepentingan politik praktis,” kata mantan Panglima TNI ini.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jaga Kebhinekaan

Sementara mantan Panglima TNI Jenderal (purn) Endriartono Sutarto mengingatkan semua pihak bahwa hari lahir Pancasila 1 Juni bisa jadi momentum menjaga kebhinekaan. Apalagi di tahun politik saat ini, semua orang tentu memiliki pilihan yang berbeda.

"Itu wajar,” ucap dia.

Karena itu, tegas Endriartono, pengelompokan atau keberpihakan pada salah satu pasangan calon dalam Pilkada nanti jangan sampai memecah belah masyarakat.

“Itu hanya sekadar pilihan. Setelah Pilkada selesai, ya selesai juga,” katanya lagi.

Lebih lanjut, dalam hal pilihan politik, Endriartono ingin agar setiap warga negara memilih berdasarkan kemampuan para calon pemimpinnya. Bukan sekadar karena primordialisme suku atau agama tertentu.

“Sejak awal, oleh para founding father kita, sudah dipahami bahwa kita terdiri dari beberapa suku, agama, ras. Kemudian, dicetuskanlah satu motto. Bhineka Tunggal Ika,” pungkasnya.

H.Yaqut Cholil Qoumas, ketua umum GP Ansor dan juga tokoh masyarakat asal Rembang, Jawa Tengah, juga mengungkapkan harapannya kepada para tim kampanye di kampung halamannya.

“Masyarakat jangan terlalu larut dalam kontestasi. Karena siapa pun yang terpilih, itulah yang terbaik untuk Jawa Tengah,” kata Gus Yaqut, selaku tuan rumah acara peringatan Nuzulul Quran, Sabtu, kemarin.

Sebelumnya, lini massa di media sosial Twitter sepekan belakangan ramai dengan perang tagar antara #GanjarKalahPrabowoMenang dengan #GanjarTakTakutPakDirman. Dua tagar yang sempat menjadi topik terpopuler (trending topic) nomor satu Indonesia itu membuat Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Tengah kian memanas.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.