Sukses

Cara Mama Emi-Marianus Sae Cegah Human Trafficking di NTT

Selain memberikan modal, Mama Emi juga mengimbau agar para aparat desa mencatat warganya yang ke luar desa dan mencari kerja di tempat lain.

Liputan6.com, Kupang - Guna mencegah perdagangan orang atau human trafficking di Nusa Tenggara Timur (NTT), Emelia Julia Nomleni atau Mama Emi menjanjikan bantuan modal bagi kaum perempuan dan para pemuda setempat pada usia kerja. 

"Bisa dibilang penyumbang terbesar kasus perdagangan orang adalah wanita dan banyak juga terjadi di wilayah Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS)," katanya di Kupang, Sabtu (26/5/2018), yang dilansir Antara.

Modal yang akan diberikan Mama Emi dan pasangannya, Marianus Sae (Marhaen), terwujud dalam bentuk program anggur merah.  

"Namun untuk kali ini, angkanya kita naikkan menjadi Rp 500 juta per desa per tahun. Tentu dengan berbagai evaluasi. Saya percaya, jika penguatan-penguatan modal ini disiapkan pemerintah dan dikelola masyarakat, angka human trafficking akan berkurang," jelasnya.

Selain memberikan modal, Mama Emi juga mengimbau agar para aparat desa mencatat warganya yang ke luar desa dan mencari kerja di tempat lain.

Hal ini bertujuan agar Pemda bisa mengetahui siapa saja yang bekerja di luar desa. Karena yang terjadi sekarang, para perekrut menggunakan berbagai cara dalam menjaring korban human trafficking.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Hati-Hati Rayuan Para Perekrut

Mama Emi menjelaskan, para perekrut tidak dengan begitu saja berhenti merayu orang untuk menjadi TKI ilegal, karena keuntungan yang mereka dapatkan sangat besar.

"Orang sekarang cari satu kepala seharga Rp 12 juta. Jadi misalnya, dia rekrut 10 orang, sudah dapat Rp 120 juta. Bayangkan, dia yang dapat senang, anak kita yang sengsara," tutur Mama Emi, calon wakil gubernur NTT.

Untuk itu, Mama Emi sangat yakin, jika pemerintah menyiapkan modal, keinginan masyarakat mencari kerja ke luar daerah akan berkurang, dan kasus human trafficking di TTS bisa teratasi.

 

Saksikan video pilihan selengkapnya di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.