Sukses

Dedi Mulyadi Ingin Sulap Margamulya Jadi Desa Kopi

Calon Wakil Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi ingin manfaatkan dan mengembangkan Desa Margamulya menjadi Desa Kopi.

Liputan6.com, Purwakarta - Calon Wakil Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyampaikan gagasannya tentang Desa Kopi di areal perkebunan sekitar Desa Margamulya, Kabupaten Bandung, Jabar.

"Desa Kopi ini bisa dikembangkan dengan memanfaatkan keunggulan produk yang dimiliki desa itu, yakni kopi," ujar Dedi Mulyadi, seperti keterangan pers yang diterima Antara, Rabu (2/5/2018).

Menurut dia, jika keunggulan kopi itu dimanfaatkan dengan baik, maka para petani kopi bisa sejahtera.

Selain itu, kata Dedi, kopi juga dinilai dapat mengundang wisatawan untuk mengunjungi desa tempat kopi berkualitas ditanam.

"Tapi caranya tidak boleh dengan merambah hutan. Satu juta pohon kopi bisa ditanam dengan memanfaatkan lahan perkebunan yang tidak produktif di daerah itu," ucapnya.

Ia mengatakan, selain diangkat sebagai tenaga harian lepas (THL) Pemprov Jawa Barat, para petani kopi rakyat juga perlu diberikan pedampingan khusus.

Pendampingan tersebut menurut Dedi, dapat dilakukan oleh para sarjana pertanian yang diberikan insentif oleh Pemprov Jawa Barat.

"Jadi kita tidak hanya memberikan benih kopi, tapi diberikan juga pendampingan, mulai masa tanam sampai panen. Pemprov Jawa Barat nanti meminta bantuan para sarjana pertanian untuk itu," kata Dedi Mulyadi.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dapat Keluhan

Sementara itu, Dedi menyampaikan gagasan tentang Desa Kopi setelah mengunjungi areal perkebunan di Desa Margamulya, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, beberapa waktu lalu.

Di desa itu, dirinya mendapatkan keluhan dari salah seorang petani kopi bernama Nuri (52). Menurut Nuri, selama ini tidak mendapatkan pendampingan dari pemerintah tentang pemeliharaan tanaman kopi.

Dia beserta para petani kopi yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) memang pernah menerima bantuan benih kopi.

Tetapi, kata Nuri, pendampingan dari mulai pola tanam sampai kopi siap dipanen tidak didapatkan. Sehingga, alih-alih bisa mendapatkan hasil panen kopi yang maksimal, tanaman kopi tersebut layu sebelum berkembang.

"Karena tidak diurus, jadi tanamannya mati. Pohon kopinya tidak dirawat. Padahal, kopi ini komoditas unggulan di Jawa Barat bahkan dunia," tandas Nuri.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.