Sukses

Ada Penerimaan Mahasiswa Baru, Debat Pilgub Jabar Mundur 14 Mei 2018

Menurut Ketua KPU Jabar, tema untuk Debat Pilgub Jabar kedua masih didiskusikan oleh 18 panelis.

Liputan6.com, Jakarta - Debat Pilgub Jabar putaran kedua yang rencananya digelar pada 11 Mei 2018, diundur menjadi 14 Mei 2018. Debat di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat itu mundur karena adanya tes penerimaan mahasiswa baru di kampus tersebut.

"Debat Pilgub Jabar kedua harus kita undur menjadi tanggal 14 Mei," kata Ketua KPU Jabar Yayat Hidayat saat dihubungi melalui telepon seluler, Senin (30/4/2018).

Yayat mengatakan, sejak awal rencana lokasi debat kedua memang bertempat di Universitas Indonesia (UI). Namun KPU terpaksa mengubah jadwal karena pada 11 Mei akan berlangsung tes penerimaan mahasiswa baru di kampus tersebut.

Karena pihak UI tetap ingin agar debat Pilgub tetap digelar di kampusnya, maka KPU bersama pihak stasiun televisi memutuskan pengunduran jadwal.

"Dikompromikan dengan pihak UI dan pihak TV akhirnya ketemu tanggal 14. Tadinya tanggal 14 berat juga yang keberatan pihak TV karena loading barang harus masuk beberapa hari sebelumnya. Tapi UI mempersilakan tanggal 12 bisa masuk," kata dia seperti dilansir Antara.

Menurut dia, tema untuk Debat Pilgub Jabar kedua masih didiskusikan oleh 18 panelis. Nantinya mereka akan menyusun berbagai pertanyaan yang harus dijawab oleh empat pasangan calon.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Harapan KPU

Ketua KPU Jabar Yayat Hidayat berharap, dalam debat kedua, masing-masing pasangan dapat memaparkan program-program apa saja yang akan dilakukan secara konkret dan jelas.

Berkaca pada Pilgub pertama, kata dia, seluruh pasangan calon masih belum bisa menajamkan mimpi-mimpi apa yang akan dilakukannya.

Hal ini dinilai penting untuk memberikan pandangan kepada masyarakat, sosok mana yang dianggap pas untuk memimpin Jabar dalam lima tahun ke depan.

"Sehingga masyarakat bisa mencerna, bisa membedakan cara nomor 1, 2, 3, dan 4. Harus kelihatan bedanya, agar memilihnya enak. Kalau caranya sama, sama saja bohong. Saya inginnya kalau perlu perbedaannya sangat tajam," kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.