Sukses

Tangisan Wanita Paruh Baya Berharap Sihar Sitorus Pimpin Sumut

Kepada Sihar Sitorus, Nurhaya mengaku bahwa kondisi yang tengah dijalaninya kini teramat berat. Dia harus menanggung beban hidup seorang diri.

Liputan6.com, Deli Serdang - Aksi Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Sumatera Utara Sihar Sitorus menjadi perawat dadakan di pengobatan dan pemeriksaan kesehatan gratis terhenti. Adalah jeritan tangis wanita paruh baya yang menghentikan aksi Sihar.

Mendengar tangisan tersebut, Sihar kemudian menanyakan keluhan sakit apa gerangan yang dirasakan, sebelum ia mendapat pemeriksaan medis. Wanita bernama Nurhaya itu tak kuasa menahan tangis saat mengetahui kolesterolnya tinggi.

Kondisi ini sempat menarik perhatian warga lain yang tengah antre berobat. Tak ayal, hiruk pikuk pemeriksaan dan pengobatan gratis yang digelar Perempuan DJOSS For Sumut di Jalan Ulayat Raya, Desa Adat, Kecamatan Hamparan Perak, Kabuoaten Deli Serdang, terhenti sejenak.

Kepada Sihar, Nurhaya mengaku bahwa kondisi yang tengah dijalaninya harus menanggung beban hidup seorang diri. Sang suami yang telah meninggal dunia, mengharuskan dirinya berjuang seorang diri menghidupkan keempat anaknya yang masih kecil.

"Saya harus berjuang sendiri Pak. Saya harus menafkahi anak-anak saya yang masih kecil-kecil Pak. Suami saya meninggal dua tahun lalu," ungkap Nurhaya kepada Sihar Sitorus, ditulis Senin (16/4/2016).

Ia berharap, Sihar yang berpasangan dengan Djarot Saiful Hidayat memberikan perhatian serius terhadap masyarakat yang kurang mampu.

"Saya doakan Bapak memimpin Sumut ini. Saya mohon, tolonglah orang-orang seperti saya Pak. Dengan keterbatasan kondisi saya seperti ini, masih membutuhkan bantuan," harapnya.

Sihar pun mencoba menenangkan Nurhaya. Ia terus mengelus punggung wanita 65 tahun itu agar tenang. Sihar menjelaskan bahwa hasil pemeriksaan Nurhaya dengan gula darah dalam kondisi normal.

Namun, tidak sejalan dengan pemeriksaan kolesterol yang tinggi, disebabkan teringat dengan almarhum suaminya dan juga beban hidup yang harus ditanggungnya. Kata Sihar, kondisi ini pula yang membuat Nurhaya lupa akan kondisi kesehatannya.

"Ibu Nurhaya ini teringat suaminya yang meninggal dua tahun lalu. Membuat dia sangat sedih, kesulitan hidup yang harus ditanggung seorang diri termasuk anak pertamanya, Ririn kelas 1 SMA hanya mengikuti sekolah paket. Beban hidup ini yang membuat dia lupa akan segala sesuatu dan larut dalam kesedihan yang membuat kesehatan tidak baik," ungkap Sihar Sitorus.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pemerintah Harus Hadir

Katanya, pemerintah dengan kondisi ini harus hadir di tengah masyarakat. Di mana, kesehatan baik yang didapat sang ibu, juga menghasilkan kesehatan dan pendidikan yang baik bagi anak.

"Warga yang baik akan menghasilkan keluarga yang baik dan akan berkontribusi bagi Sumut. Ini juga menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah, harus memberikan kesehatan dan pendidikan masyarakat yang baik dan lengkap," jelas Sihar.

"Edukasi tentang kesehatan harus dijalankan di masyarakat. Kita akan pertajam penetrasi sehingga warga bisa mendapatkan program social security yang meng-cover kesehatan," ucap pria berdarah Batak itu.

Sihar mengakui, dirinya bersama Djarot memprioritaskan kesehatan bagi masyarakat. Program kesehatan yang dirancang dengan Kartu Sumut Sehat memfokuskan masyarakat kurang mampu yang tidak masuk dalam BPJS Kesehatan.

"Program kesehatan melalui kartu Sumut sehat kita memiliki anak-anak yang sehat, kuat dan pintar. Begitu juga perhatian kesehatan bagi kaum ibu-ibu," tuturnya.

Sihar menambahkan, hal yang sama juga dalam bidang pendidikan, juga menjadi perhatian utama DJOSS. Pria murah senyum itu tak menampik bahwa kondisi sekarang banyak masyarakat harus berjuang untuk bertahan memenuhi kebutuhan sehari-hari.

"Proses sekarang memang kita dalam kesulitan, tapi yakinkan kepada kami, bahwa kita bisa bersama-sama keluar dari kesulitan itu. Namun, anak-anak kita harus tetap sekolah. Ini akan kami implementasikan dalam Sumut Pintar. Ini membantu masyarakat dalam hal pendidikan. Anak-anak kita semua harus tetap mengenyam pendidikan mereka," pungkas Sihar.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.