Sukses

Temui Cawagub Ijeck, Ibu Ini Minta Bantuan Operasi Katarak

Calon Wakil Gubernur Sumatera Utara Musa Rajekshah atau Ijeck dicurhati oleh seorang ibu yang menderita katarak sejak lama.

Liputan6.com, Medan - Suasana di Jalan Sampul, Kota Medan, Sumatera Utara, tiba-tiba dipenuhi keharuan. Seorang ibu bernama Nurbiyah, memeluk calon Wakil Gubernur Sumatera Utara Musa Rajekshah atau Ijeck yang baru saja turun dari mobil.

Nurbiyah, wanita asal Kabupaten Batubara itu langsung memeluk Ijeck. Ia bahkan menyampaikan niatnya bertemu dengan pasangan calon Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi ini.

Keduanya pun mengobrol. Saat mengobrol, terungkap jika Nurbiyah ternyata telah lama menderita katarak. Ia bermaksud meminta bantuan untuk operasi mata kepada Ijeck.

"Mata saya sudah lama katarak, saya juga mau operasi, jadi minta tolong lah pak bantuannya," ujar Nurbiyah, Selasa (10/4/2018).

Mendengar keluhan wanita tersebut, Ijeck mencoba menenangkannya. Dengan sabar, Ijeck menanyakan mengenai kehidupan sehari-hari Nurbiyah, mulai dari pekerjaannya hingga bagaimana perjalanan untuk menemuinya.

"Kerja apa sekarang, terus memang di Medan atau bagaimana," tanya Ijeck.

Nurbiyah bercerita, dirinya saat ini bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Selain itu ia juga sebagai orang tua tunggal bagi anak-anaknya.

"Saya pembantu rumah tangga, saya juga orang tua tunggal," kata Nurbiyah.

Bebannya semakin bertambah kala matanya yang katarak harus dioperasi. Untuk itu, Nurbiyah secara langsung datang dari tempat tinggalnya menemui Ijeck untuk meminta bantuan dana.

Mendengar cerita dari wanita tersebut, Ijeck mengatakan sebisa mungkin akan membantu dirinya.

"Iya, insyaallah sebisa mungkin akan kita bantu," ucap Ijeck sembari mengajak Nurbiyah mengikuti acara Pertuni.

Melihat tindakan dari Nurbiyah, Ijeck mengatakan hal tersebut merupakan keputusasaan dari masyarakat karena sudah tidak tahu ingin mengadu ke mana lagi.

"Spontanitas warga meminta bantuan langsung kepada saya, namun saya lihat ini karena warga sudah tidak tahu lagi mau ke mana, makanya memberanikan diri untuk meminta bantuan secara langsung," kata Ijeck.

Ijeck berharap, keadaan seperti ini harus diperhatikan oleh pihak-pihak terkait dengan turun langsung ke masyarakat, hingga lokasi terpencil agar bantuan bisa tepat sasaran.

"Nantinya pihak-pihak terkait seperti dinas sosial dan dinas kesehatan untuk bisa memperhatikan masyarakat, terutama daerah-daerah terpencil yang ada di desa-desa," tutur Ijeck.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Warga Tuna Netra Juga Lakoni Jual Beli Online

Tak hanya itu, ketika Ijeck bertemu dengan Persatuan Tuna Netra Indonesia (Pertuni) Sumut di Medan justru menambah informasi yaitu Pertuni mengembangkan ekonomi kreatif dengan jejaring media sosial.

Ketua DPD Pertuni Sumut Khairul mengatakan selama ini warga Pertuni kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah.

"Padahal ada warga kami atlet berprestasi. Ada juga yang berjualan online," ucap Khairul.

Khairul menceritakan soal penjualan melalui jejaring media sosial itu. Dijelaskannya, warga Pertuni awalnya mendapat pelatihan bagaimana menggunakan smartphone umum, bukan menggunakan keyboard braile.

"Jadi androidnya itu android umum, bukan khusus. Jualan kerupuk secara online, pesen ojek online juga bisa," kata Khairul.

Menanggapi hal itu, Ijeck kagum. Menurutnya, banyak persoalan yang memang membutuhkan perhatian serius pemerintah.

"Kalau saya dengan Pak Edy Rahmayadi di tim Eramas (Edy-Musa Rajekshah) ada Tim Ekonomi Kreatif Eramas. Mudah-mudahan tim ini bisa bersinergi demi kemandirian saudara-saudara kita di Pertuni dan penyandang disabilitas lainnya," papar Ijeck.

 

3 dari 3 halaman

Banyak Keluhan Pertuni

Dalam sesi dialog, warga Pertuni banyak mengharapkan Eramas bisa banyak menciptakan lapangan kerja dan beasiswa bagi anak-anak mereka. Salah seorang warga Pertuni, Suhardi Tanjung mengharapkan perhatian Eramas kepada anak-anak tuna netra soal lapangan kerja.

"Anak-anak kami ini Pak, ibarat anak ayam kehilangan induk. Orang tua mereka tuna netra, tapi anak-anak kami yang sehat mau bersekolah. Mohon ini jadi perhatian," tutur Suhardi.

Menjawab itu, Ijeck mengupayakan mencari jalan ke luar untuk mengatasi itu.

"Kalau dari saya pribadi, nanti dibilang money politic. Tapi yakinlah kita bahwa ini akan diperhatikan. Tapi secara bertahap ya Pak, Buk," tegas Ijeck.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.