Sukses

Ijeck Ajak Warga Sumut Peduli Penderita Autis

Musa Rajekshah atau Ijeck mengingatkan masyarakat untuk tidak lagi menggunakan kata autis sebagai bahan ejekan.

Liputan6.com, Medan - Dalam peringatan Hari Peduli Autisme Sedunia, yang diperingati setiap 2 April, Musa Rajekshah mengingatkan masyarakat untuk tidak lagi menggunakan kata autis sebagai bahan ejekan. Kepada masyarakat, pria yang akrab Ijeck ini berpesan, sudah saatnya persepsi masyarakat mengenai kata autis sebagai ejekan sirna.

"Kepada masyarakat umum, terutama generasi muda untuk tidak lagi menggunakan kata 'autis' sebagai ejekan. Tidak etis, bagi keluarga yang memiliki anak dengan autisme, hal ini sangat menyakitkan dan sulit dilupakan," kata Ijeck, Selasa (3/4/2018).

Calon Wakil Gubernur Sumatera Utara nomor urut 1 ini, juga mengajak masyarakat untuk bisa lebih menaruh perhatian kepada anak berkebutuhan khusus tersebut. Musa Rajekshah menggarisbawahi, publik tidak lagi menyebut autisme sebagai kondisi yang bisa dijadikan bahan ejekan.

"Autisme hanyalah keterlambatan perkembangan. Kalau keterlambatan ini diasah dengan tepat, bisa terkejar. Kunci utama dari suksesnya penanganan anak dengan autisme terletak pada diagnosa akurat, pendidikan tepat, dan dukungan kuat dari kita semua," ucapnya.

Ijeck punya sedikit saran bagi orangtua yang memiliki anak berkebutuhan khusus. "Kenali anak kita lebih dalam lagi, ubah keinginan terhadap anak. Karena keinginan kita belum tentu jadi inginnya anak kita," ujar Musa Rajekshah.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sumut Ramah Anak Berkebutuhan Khusus

Ke depan, Ijeck punya cita-cita agar Sumut menjadi provinsi yang ramah terhadap anak berkebutuhan khusus. "Ini penting demi generasi kita yang bermartabat," kata ayah dari empat orang anak ini.

Dalam kesempatan itu, Ijeck juga mengajak masyarakat bisa secara umum lebih peduli terhadap generasi dan anak-anak. Sebelum memarahi anak yang sedang berusaha mengenal dunia itu, coba sesekali kunjungilah pusat-pusat terapi anak berkebutuhan khusus (ABK). Duduk saja di situ satu jam, dengarkan para orangtua yang sedang menunggu anaknya, sembari mengobrol.

"Satu jam itu, akan menjadi sangat berharga untuk kita yang memiliki anak biasa, tidak spesial seperti anak-anak yang sedang diterapi itu. Kita harus selalu bersyukur dengan apa yang kita miliki," Ijeck menandaskan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.