Sukses

Di Depan Pengusaha Jatim, Emil Tawarkan Pembangunan Sektor Ekonomi

Emil memaparkan untuk menjawab era digitalisasi yakni pengabdian Jatim Kerja, akan dibangun Millennial Job Center dan Science Techno Park Dream Team.

Liputan6.com, Surabaya - Calon Wakil Gubernur Jawa Timur nomor urut 1 Emil Dardak menghadiri Rapat Kerja dan Konsultasi Provinsi Tahun 2018 Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Jawa Timur, yang bertempat di Novotel Samator, Surabaya, Kamis 15 Februari 2018.

Di depan ratusan pengurus APINDO dari seluruh daerah di Jawa Timur, doktor ekonomi termuda se Asia Pasifik ini menawarkan pembangunan sektor ekonomi yang memiliki keunggulan yang berbasis daya saing wilayah, kebijakan, dan kelembagaan.

Sebab menurutnya, ia dipilih menjadi Cawagub mendampingi Khofifah Indar Parawansa untuk melengkapi kepemimpinan di Jawa Timur dari perspektif kebijakan Ekonomi, terkait percepatan infrastruktur dan pengembangan wilayah.

"Saat ini, Jawa Timur sendiri adalah driver ekonomi Indonesia yang luar biasa. Dengan sumbangan GDP kepada Indonesia kurang lebih 15 persen. Dan saat ini telah menyentuh kurang lebih 2 ribu triliun di Jatim untuk tahun tahun 2017. Dari 34 provinsi di Indonesia Jawa Timur menyumbang seperenam," kata Emil Dardak yang 15 tahun berkarier di lembaga keuangan nasional dan internasional.

Dia mengatakan, dari sisi industri makin signifikan, Jatim menyumbang kurang lebih seperempat dari industri nasional.

"Dari itu, kita memiliki satu harapan bahwa Jawa Timur bisa menjadi lokomotif perekonomian Indonesia ke depan," kata Emil Dardak.

Dia menambahkan, karakter serta komitmen dari pemegang amanah di pemerintahan itu menjadi sesuatu yang sangat penting. Oleh karenanya, banyak sekali realitas perubahan dan dinamika yang akan berkembang yang tidak bisa dijawab dengan program yang ada hari ini, melainkan dijawab dengan rekam rejak.

"Sebab itulah yang sebenarnya menentukan kualitas dari kepemimpinan yang akan menjalankan provinsi Jawa Timur," kata Emil Dardak.

Dia menegaskan, Jawa Timur menurutnya harus menjadi lokomotif ekonomi nasional, karena Indonesia menghadapi tantangan yang tidak sederhana, yakni persaingan semakin nyata dari Vietnam, Myanmar, Singapura, Thailand, dan Filipina. 

Tak hanya persaingan antarnegara, tantangan lain misalnya isu ketenagakerjaan di Indonesia. Oleh karena itu, Jawa Timur membutuhkan lompatan yang luar biasa agar Jawa Timur mampu beradaptasi dalam perubahan.

"Oleh karenanya, infrastruktur adalah prasyarat penting untuk meningkatkan daya saing," kata Emil.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Era Digitalisasi

Bupati nonaktif Trenggalek ini juga mencontohkan, dia bersama bersama 8 kepala daerah berupaya membuka bandara udara dengan membuat petisi di tahun 2016 supaya Menko Polhukam dan Presiden membuka akses udara. Upaya ini berhasil dan dilakukan rapat terbatas dan saat ini akan dibangun bandara di daerah Mataraman.

"Tak hanya itu Trenggalek juga akan membangun pelabuhan barang di Trenggalek untuk mewujudkan poros maritim dunia dari pesisir selatan Indonesia," kata dia.

Pelabuhan barang rintisan di Trenggalek ini akan membantu jalur perdagangan baru misalnya ke Cilacap, Banyuwangi bahkan luar pulai yakni Bali. Upaya-upaya ini menurutnya akan mebantu mendongkrak perekonomian Jawa Timur.

Lebih lanjut Emil memaparkan, untuk menjawab era digitalisasi yakni pengabdian Jatim Kerja, akan dibangun Millennial Job Center dan Science Techno Park Dream Team. Millenial Job Center berfungsi untuk membangun profesionalisme di bidang-bidang yang dimiliki oleh generasi pemuda-pemuda di Jawa Timur agar terampil dan berdaya saing.

"Kita menyadari profesi yang sekarang berkembang bukan orang kantoran. Namun kantor ada di mana-mana. Semisal kafe, mereka buka laptop memanfaatkan wifi dan mereka tidak hanya facebook-an, namun bekerja lewat dunia digital," kata dia.

Tak hanya itu di sektor industri, Emil berharap agar ke depan industri Jawa Timur harus membangun industri turunan kedua atau ketiga agar daya saing industri Jawa Timur semakin kuat.

Emil melihat bahwa problem industri Jawa Timur adalah bahan baku. Oleh karena itu, menurutnya, industri Jawa Timur ke depan harus fokus kepada industri turunan kedua atau ketiga, karena jika bersaing dengan mengandalkan industri yang primer, maka akan bersaing dengan industri di luar pulau Jawa.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.