Sukses

Dedi Mulyadi Sebut Warga Jabar Butuh 1 Dokter di 1 Desa

Calon Wakil Gubernur Jawa Barat nomor urut 4, Dedi Mulyadi kembali kukurusukan di Kabupaten Bekasi.

Liputan6.com, Bekasi - Calon Wakil Gubernur Jawa Barat nomor urut 4, Dedi Mulyadi, kembali kukurusukan di Kabupaten Bekasi. Berbagai masalah yang tengah dialami masyarakat ia temukan selama melakukan kegiatan sejenis 'blusukan' yang sudah ia laksanakan sejak menjabat anggota DPRD Purwakarta pada 1999 lalu.

Seperti fenomena yang ia temukan pada Salsa (11), warga Kampung Buni Asih RT 03/06, Desa Cikarang Kota, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi. Salsa merupakan bocah yang mengalami penyakit lupus sejak dua tahun lalu.

Berdasarkan penuturan kakaknya, Mpok Ikah (26), Salsa pernah diperiksa ke dokter. Namun, karena ketiadaan biaya berobat dan biaya akomodasi ke rumah sakit, pengobatan tersebut tidak dilanjutkan.

"Sudah dari dua tahun lalu Pak. Setelah ibu meninggal saja, Ayah kan nikah lagi. Nah, mulai ini muncul bercak-bercak merah," jelas Mpok Ikah kepada Dedi Mulyadi, seperti ditulis Senin (5/3/2018).

Sebelumnya, masalah kesehatan juga ditemukan oleh Bupati Purwakarta dua periode tersebut di desa yang termasuk ke dalam Kecamatan Cikarang Utara. Masalah kesehatan tersebut di antaranya, penyakit ginjal, penyakit kanker, lumpuh, polio, dan lainnya.

Atas permasalahan tersebut, pasangan Deddy Mizwar ini mengungkapkan solusinya. Menurut dia, masyarakat Jawa Barat membutuhkan satu dokter untuk di tempatkan di satu desa.

Tugasnya, selain menangani masalah kesehatan warga, dokter tersebut juga wajib menganalisa penyebab penyakit yang tengah diderita oleh warga.

"Masyarakat Jawa Barat membutuhkan satu dokter satu desa. Jadi, keliling saja untuk mengecek kesehatan warga, mereka yang sakit langsung ditangani. Kemudian, penyebab sakitnya dianalisa agar ke depan tidak terjadi lagi," jelasnya.

Hasil analisa tersebut menurut Dedi Mulyadi, harus dipublikasikan ke masyarakat agar mereka membangun langkah-langkah preventif. Sebab kata dia, mencegah lebih baik daripada mengobati.

"Kalau mengandalkan upaya penyembuhan, ya repot dan mahal. Budaya hidup sehat justru yang harus dibangun, jadi ada langkah preventif," ujarnya.

Skema penggajian dokter pun menurut dia harus diubah. Jika di sebuah wilayah jumlah warga yang sakitnya sedikit, maka dokter tersebut gajinya besar, begitu pun sebaliknya.

"Dokter yang berhasil membuat masyarakat sehat itu prestasi, gajinya naik. Sebaliknya juga begitu," kata Dedi Mulyadi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Konektivitas Wilayah Utara dan Selatan

Dedi Mulyadi juga menilai Jawa Barat membutuhkan konektivitas antara bagian utara dan selatan. Selama ini, kata dia, pembangunan infrastruktur terlalu banyak dilakukan di wilayah utara. Sementara wilayah Jawa Barat bagian selatan relatif tertinggal.

Akibatnya, pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut berlangsung lebih lambar dibandingkan daerah utara.

"Masalah di Jabar Selatan itu konektivitas. Ini belum terkoneksi sepenuhnya dengan wilayah utara Jawa Barat. Misalnya daerah Cidaun, Pelabuhan Ratu, Cianjur Selatan dan Garut Selatan. Akses menuju wilayah tersebut belum sempurna," kata Dedi.

Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat tersebut memastikan, pemerataan pembangunan di Jabar Selatan akan ia mulai Tahun 2019. Tentu saja, jika dirinya berhasil terpilih dalam kontestasi Pilgub Jabar pertengahan tahun ini.

"Kami sudah memiliki perencanaan matang untuk itu. Saya pastikan siap melaksanakan kegiatannya pada Tahun 2019," katanya.

Meski masih enggan merinci jenis programnya, Dedi Mulyadi menjelaskan jalan lingkar selatan harus terkoneksi sampai daerah Bogor dan Pangandaran. Selain itu, jalur tersebut juga harus terhubung ke utara sampai tol Cipali.

"Garut, Tasik, Bogor, Sukabumi, Pangandaran sampai Ciamis itu harus terhubung ke jalur tol Cirebon," jelas Dedi Mulyadi.

 

**Lihat profil para calon yang bertarung dalam Pilkada 2018 di halaman ini. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.