Sukses

Simulasi Pengamanan Pilkada 2018, Ketua KPUD Sumut Disekap

Saat penculikan, Mulia sedang menumpangi sebuah mobil bersama beberapa pengawal yang juga diikuti mobil lain.

Liputan6.com, Medan - Jelang Pilkada serentak 2018, Polda Sumatera Utara menggelar simulasi pengamanan.

Simulasi dilakukan dengan memeragakan adegan Ketua Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Sumatera Utara (Sumut) Mulia Banurea diculik sejumlah orang dengan senjata laras panjang. Penculikan terjadi saat Mulia pulang dari Kantor KPUD Sumut.

Saat penculikan, Mulia sedang menumpangi sebuah mobil bersama beberapa pengawal yang juga diikuti mobil lain. Pengawal sempat merasa curiga mereka diikuti, dan langsung membawa mobil dengan melakukan gerakan zig-zag.

Tidak lama kemudian, terdengar suara tembakan dari belakang mobil mereka. Mobil yang ditumpangi Ketua KPUD Sumut langsung berhenti, dan sejumlah orang berbadan tegap langsung mendekati mobil sembari menodongkan senjata laras panjang.

"Keluar kalian, keluar dari mobil," teriak pria berbadan tegap memakai topeng, Kamis 8 Februari 2018.

Berada dalam posisi terjepit, para pengawal Ketua KPUD keluar dan melakukan perlawanan hingga terjadi baku hantam dengan beberapa orang bertopeng. Tidak lama berselang, terdengar lagi suara tembakan.

Seorang pengawal roboh terkena tembakan. Kemudian beberapa orang langsung menggiring Mulia ke dalam mobil. Ketua KPUD Sumut disekap dalam satu bangunan dengan penjagaan yang ketat dilakukan oleh para penculik.

Polisi yang mendengar informasi penculikan Ketua KPUD Sumut langsung melakukan operasi pembebasan. Polisi menerima informasi keberadaan Ketua KPUD dari intelijen di lapangan, dan langsung menggerebek bangunan itu.

Dalam operasi pembebasan, beberapa personel Brimob Polda Sumut tampak turun dari helikopter. "Jangan bergerak, polisi, Jangan bergerak," teriak para Brimob yang terlibat dalam operasi pembebasan Ketua KPUD Sumut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Rawan saat Kampanye

Meski sudah terkepung, para penculik tidak gentar dan malah melakukan perlawanan dengan menembak kaki Mulia. Motifnya, para penculik meminta uang tebusan sebesar Rp 5 miliar untuk ditukar dengan Mulia.

Tidak lama kemudian, uang tebusan langsung datang dibawa menggunakan mobil. Setelah para penculik memegang tas berisi uang tebusan, terdengar suara tembakan dan para penculik langsung roboh.

Tembakan berasal dari penembak jitu yang berada di dekat bangunan tempat Mulia disekap. Polisi kemudian bergerak masuk ke bangunan itu dan melumpuhkan para penculik, dan selanjutnya berhasik menyelamatkan Mulia dengan luka tembak di bagian kaki.

Ambulans yang telah disiagakan langsung mengevakuasi Mulia ke rumah sakit terdekat, dan beberapa petugas lain tampak memasukkan jenazah penculik ke kantung mayat. Hasilnya, operasi penyelamatan berhasil dilakukan oleh petugas kepolisian.

Kapolda Sumut Irjen Pol Paulus Waterpaw mengatakan,  simulasi digelar untuk menghadapi insiden serupa jika sempat terjadi. Hal pertama berkaitan dengan proses keamanan yang dilakukan, sebab kerawanan dimulai pada kegiatan aktifitas kampanye.

"Tim pemenangan yang akan menggelar kampanye akan jadi atensi kami. Kedua, tentu penyelenggara sendiri, karena penyelenggara ini adalah pihak yang rentan mendapat intimidasi dan kekerasan," Paulus menandaskan. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini