Sukses

Djarot Usai Daftar Pilkada Sumut: Terima Kasih Semuanya

Pasangan Djarot Saiful Hidayat dan Sihar Sitorus diusung dua partai di Pilkada Sumut 2018 yaitu PDIP dan PPP.

Liputan6.com, Medan - Berkas dan sejumlah dokumen pasangan cagub dan cawagub Pilkada Sumut 2018 Djarot Saiful Hidayat dan Sihar Sitorus dinyatakan diterima oleh Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD). Berkas diterima tepat dua jam sebelum penutupan pendaftaran calon.

"Tepat pukul 22.00 WIB, berkas dan dokumen pasangan bakal calon Djarot dan Sihar kita terima," kata Komisioner KPUD Sumut Benget Manahan Silitonga, Rabu 10 Januari 2018.

Benget mengatakan, pasangan Djarot-Sihar dinyatakan telah memenuhi syarat setelah keduanya mendapatkan 20 kursi dari partai pengusung mereka, yaitu PDIP dan PPP. Berkas-berkas pencalonan Djarot-Sihar yang diterima KPUD Sumut seperti BKWK, B1KWK, B2KWK, B3KWK, B4KWK. Berkas-berkas tersebut syarat mutlak pencalonan Djarot-Sihar yang diusung oleh dua partai politik, PDIP (16) dan PPP (4).

Usai menyerahkan berkas pendaftaran, Djarot mengatakan bahwa semua proses pencalonan sudah mereka lalui dengan baik.

Dia mengaku sangat senang karena bersama Sihar sudah memenuhi persyaratan untuk maju dalam Pilkada Sumut 2018.

"Kami juga berterima kasih kepada seluruh pihak, baik dari KPUD, Bawaslu dan partai pengusung," sebutnya.

Pasangan Djarot-Sihar diusung oleh dua partai, PDIP dan PPP. Beberapa saat sebelum mendaftarkan diri, salah satu partai pengusung JR Saragih-Ance yaitu PKPI berpaling mendukung Djarot-Sihar.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

PPP Butuh 3 Malam Godok Nama Djarot-Sihar

Ketua Umum PPP Romahurmuzy atau Romi menyebut, perlu waktu tiga malam untuk sepakat menggandeng PDIP maju di Pilkada sumut 2018 dan mengusung pasangan Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus.

"Butuh 3 malam untuk berdiskusi dengan PDIP. Termasuk tadi malam, saya hadir di rumah Bu Mega di Teuku Umar untuk menyampaikan pemikiran itu," ucap Romi di JCC Senayan, Jakarta, Rabu 10 Januari 2018.

Dia membenarkan ada sejumlah nama, sebelum akhirnya memutuskan pasangan tersebut.

"Akhirnya kita berbicara elektabilitas menang. Kita melihat suara di Sumut, mau enggak mau kita harus menerima itu (melihat sisi elektabilitas) sebagai basis mendapatkan kemenangan. Yang kedua 35% orang Jawa, sehingga Djarot ditempatkan di situ," ungkap Romi.

Dia membeberkan, ada kontrak politik untuk hal ini, intinya ada kepentingan untuk umat muslim. "Kita mintakan kontrak politik di Sumut. (Yaitu menaungi) Kepentingan-kepentingan umat Islam," pungkas Romi.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.