Sukses

Kartu Jakarta Lansia, Program Terbaru dari Pasangan Ahok-Djarot

Program Kartu Jakarta Lansia merupakan salah satu bentu kepedulian Ahok-Djarot untuk para lansia yang tergolong tidak mampu.

Liputan6.com, Jakarta Seperti halnya di kota-kota lain di Indonesia, warga lanjut usia juga ada di DKI Jakarta. Para lansia ini tidak semuanya dapat
dikatakan beruntung bisa hidup dengan keluarganya secara layak atau tinggal di panti jompo milik masyarakat maupun pemda. Sebagian diantara para lansia, mungkin termasuk golongan tidak mampu atau hidup sendiri di rumah mereka yang terbilang sederhana. Mereka inilah yang direncanakan menerima KJL (Kartu Jakarta Lansia).

KJL adalah upaya Ahok dan Djarot untuk memuliakan warga DKI yang lanjut usia. Sebagai bentuk kepedulian calon gubernur nomor pemilihan dua DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau akrab siapa Ahok, ia akan mengadakan program "Kartu Jakarta Lansia". Ahok mengatakan, program itu ditujukan bagi warga lanjut usia yang membutuhkan dan kurang mampu.

Ahok mengungkapkan, sejak memimpin ibu kota, ia telah memberi santunan kepada lansia di DKI Jakarta melalui uang operasionalnya. Tiap bulannya, gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta mendapatkan uang operasional yang besarannya 0,01 persen dari pendapatan asli daerah (PAD).

"Kalau (lansia yang harus dibantu) banyak, kan harus dijadikan program dan di-APBD-kan (dibiayai melalui APBD). Karena uang
operasional saya terbatas. Kami akan keluarkan Kartu Jakarta Lansia untuk membantu santunannya," kata Ahok.

Gagasan untuk membuat program Kartu Jakarta Lansia, diakui calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan dua, Djarot Saiful Hidayat, lantaran selama ini banyak warga lansia di Jakarta yang tidak ingin tinggal di panti jompo. Banyak dari kaum lansia di DKI Jakarta yang masih ingin tinggal bersama anak-anaknya walaupun anak-anak itu sudah berkeluarga.

"Mereka (lansia di DKI Jakarta) tidak bersedia kami tampung di panti sosial. Banyak yang ingin bersama keluarganya. Kami
menghargai itu," kata Djarot.

KJL akan diberikan secara khusus bagi para warga lansia yang hidup berkekurangan atau tidak ditanggung oleh keluarga. Untuk itu Pemprov DKI akan melakukan pendataan, dengan melibatkan Pengurus RT dan RW. Anggarannya berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan DKI 2017. Pelaksanaannya dikoordinasikan oleh Dinas Sosial DKI.

Rencana penerapan program Kartu Jakarta Lansia diakui Djarot, sudah dimantangkan sebelum ia dan calon gubernur pasangannya, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) cuti dari jabatannya sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur untuk menghadapi Pilkada DKI putaran kedua.

Djarot menegaskan, Program Kartu Jakarta Lansia yang diusungnya bersama Ahok, dapat meningkatkan kualitas kehidupan kaum lansia di DKI Jakarta. Nantinya, Kartu Jakarta Lansia akan sama seperti KJP, yang diharuskan bagi para penerimanya untuk membuka rekening bank. Hal ini untuk menghindarkan kemungkinan adanya pemotongan dana bantuan yang diberikan Pemprov DKI Jakarta.

“Kartu Jakarta Lansia bukan hanya untuk para janda tua, duda juga bisa, asal memenuhi syarat. Kartu itu akan seperti KJP, sehingga dia akan membuka rekening di bank. Bagi kaum lansia yang memiliki Kartu Jakarta Lansia, bisa meningkatkan kualitas kehidupannya, dan juga bisa berbagi kebahagiaan dengan cucu-cucunya,” jelas Djarot.

Untuk mengeksekusi program ini, Pemprov DKI sedang melakukan pendataan jumlah lansia yang ada di enam kota wilayah DKI Jakarta. Khususnya, lansia yang berasal dari keluarga tidak mampu. Lansia yang tergolong berada di kelas ekonomi menengah ke bawah, dan hidup sendiri namun menolak ditempatkan di panti jompo akan diprioritaskan untuk menerima KJL.

(*)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini