Sukses

NU: Isu SARA Sudah Tak Relevan di Pilkada

Dijelaskan Taufik, keabsahan seorang pemimpin itu tergantung kemampuan untuk memberikan dan menjamin kesejahteraan.

Liputan6.com, Jakarta Tokoh Muda Nahdlatul Ulama DKI Jakarta Taufik Damas mengatakan, maraknya isu SARA jelang Pilkada DKI Jakarta 2017 cukup membuat risau sebagian kalangan. Sebab, penduduk Indonesia terdiri dari berbagai suku dan agama.

Menurutnya, isu SARA dalam setiap ajang pemilihan pemimpin di negeri ini sudah tidak relevan. Setiap warga negara Indonesia (WNI) memiliki hak dan kewajiban yang sama termasuk dalam hal politik. Oleh karena itu, semua WNI memiliki hak dipilih dan memilih dalam proses pemilu atau pilkada.

"Kita ini hidup di abad yang sangat modern. Ini abad 21. Isu SARA itu produk masyarakat abad lampau. Kini saatnya kita berpikir untuk memperkuat kehidupan yang beradab dan berbudaya. Kita harus mampu berpikir obyektif dalam segala hal," kata Taufik di Jakarta, Selasa (13/9/2016).

Ia berujar, momen pemilihan pemimpin seharusnya dilihat sebagai kesempatan bagi masyarakat untuk ikut memperjuangkan kehidupan yang lebih baik. Maka, lanjut dia, masyarakat harus mampu memilih pemimpin yang benar-benar akan memperjuangkan hidup yang lebih beradab dan berbudaya.

"Ya, masyarakat harus diajak untuk berpikir obyektif dan kritis. Dengan demikian, akan lahir pemimpin yang benar-benar memperjuangkan kesejahteraan hidup orang banyak. Pemimpin yang bertanggungjawab pada masyarakat, bukan pemimpin yang culas dan penuh kebohongan," ujar dia.

Dijelaskan Taufik, keabsahan seorang pemimpin itu tergantung kemampuan untuk memberikan dan menjamin kemaslahatan atau kesejahteraan warga, bukan dari agamanya. Sebab menurutnya, dalam pemilu ini pemimpin pemerintahan, bukan pemimpin keagamaan.

"Gubernur di negara Indonesia beda tanggung jawabnya seperti auliya atau wali yang dimaksud dalam negara-negara Islam. Ini negara Pancasila, ada kesetaraan dalam hukum publik," jelas dia.

Taufik berharap, pilkada jangan sekadar dijadikan ajang untuk kompetisi, tapi harus dijadikan kesempatan untuk menegakkan pola hidup yang sesuai dengan akal sehat.

"Karena kehidupan yang sesuai dengan prinsip-prinsip akal sehat akan bermuara pada kesejahteraan jiwa dan raga kita semua. Dan itu cita-cita para pendiri negeri ini," tandas Taufik.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini