Sukses

PDIP: Namanya Politik, Bisa Saja Koalisi Kekeluargaan Pecah

Dalam politik, segala kemungkinan bisa terjadi. PDIP pun mengakui hal itu, terkait koalisi kekeluargaan yang dihuni tujuh parpol.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Bidang Pemenangan Pemilu PDIP DPD DKI Jakarta Gembong Warsono mengatakan, semua perkembangan masih sangat terbuka, meski partainya bergabung dalam Koalisi Kekeluargaan yang berisi tujuh partai politik (parpol).

Ia juga menegaskan kalau semua kewenangan dan keputusan tetap berada di pusat, yakni DPP PDIP.

"Kita berharap mudah-mudahan enggak (pecah), tapi yang namanya politik ya bisa-bisa aja pecah, kalau di DKI sangat cair sekali. Jadi bukan kewenangan provinsi, tugas kita memberikan masukan ke DPP masing-masing," ungkap Gembong di Jakarta, Kamis (11/8/2016).

Dia menjelaskan, Koalisi Kekeluargaan dibangun para pengurus partai di tingkat provinsi untuk mempermudah komunikasi politik. Namun demikian, keputusan terkait koalisi akan diputuskan di tingkat pusat masing-masing parpol.

"Kalau bicara Koalisi Kekeluargaan, ini inisiatif pimpinan provinsi. Inisiatif pimpinan provinsi untuk membangun komunikasi di antara tujuh parpol tersebut hasilnya kita tugaskan kepada masing-masing pimpinan partai politik kemudian untuk menyampaikan ke DPP masing-masing. Sehingga dalam rapat kemudian masing-masing parpol sudah bisa melaporkan dari perkembangan yang disampaikan dalam rapat nanti," papar Gembong.

Soal nama Sandiaga Uno yang telah diusung sebagai cagub oleh Gerindra, dia mengatakan kalau hal itu akan dipertimbangkan kembali. Cukup banyak juga yang menyukai sosok pebisnis itu.

"Kemarin sudah disepakati satu nama oleh tujuh parpol yaitu Sandiaga. Kemudian Sandiaga mau dipasangkan dengan siapa kan tujuh partai masih menunggu keputusan PDIP," ucap Gembong.

"Itu tugas DPD menyampaikan ke DPP pasti ada diskusi terkait opsi satu, dua, tiga, tapi finalisasinya ada di DPP. DPP pasti mencari momentum siapa yang akan diusung PDIP," tutup Gembong

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini