Sukses

PPP: Semua Koalisi di Pilkada DKI Masih Bisa Digoyang

Sekjen PPP Arsul Sani menegaskan sebelum pendaftaran cagub dan cawagub semua koalisi yang tergabung dapat berubah.

Liputan6.com, Jakarta - Sekjen PPP Arsul Sani mengatakan walaupun Koalisi Kekeluargaan telah terbentuk, tidak tertutup kemungkinan bisa berubah. Begitu pula dengan tiga parpol pengusung calon petahana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

"Namanya juga politik, memangnya yang tiga itu tidak bisa bubar? Pasti juga bisa bubar, belum tentu pas menjelang pendaftaran masih tetap kokoh. Kalau ternyata wagubnya tidak ada yang cocok, salah satunya gimana," ungkap Arsul di Jakarta, Kamis (11/8/2016).

Ia menegaskan sebelum pendaftaran cagub dan cawagub semua koalisi yang tergabung dapat berubah.

"(Koalisi) masih bisa digoyang. Jadi kalau berbicara goyang menggoyang, yang sini mau di sana mau digoyang, itu juga sama yang sini juga mau di sana juga digoyang. Jadi, yang namanya politik pasti ada poco-poco," papar Arsul.

Anggota Komisi III DPR ini pun mengatakan, Koalisi Kekeluargaan belum memiliki calon untuk melawan Ahok.

"Koalisi memang tidak ngomong orang dulu dong, ngomong tentang platform dulu. Platform itu membicarakan kriteria, gubernur DKI seperti apa sih yang akan kita patut diusung," ucap Arsul.

Menurut Arsul, setelah membicarakan platform, partai koalisi kemudian membahas calon. Sebab, masing-masing partai memiliki kriteria masing-masing.

"Setelah kriteria disampaikan, baru masing-masing mengajukan alterenatif-alternatifnya walau pun di antara anggota koalisi ada referensi juga, siapa nomor satu, siapa nomor dua," kata dia.

Begitu pula dengan PPP, lanjutnya, yang memiliki referensi sendiri yaitu Tri Rismaharini. Lalu ada juga Komjen Budi Waseso, Sandiaga Uno, Yusril Ihza Mahendra, dan Taufiqurahman Ruki.

"Harus diakui preferensi Bu Risma juga diinginkan partai lain, seperti PAN, PKB. Cuma, karena beliau itu kader PDIP jadi etika poltiknya tidak boleh didesak-desak, kita tunggu saja masih ada waktu," tukas pria berkacamata ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini