Sukses

LSI Denny JA: Isu Ahok Masuk PDIP Berikan Dampak Positif

Meski, Ahok pernah bermasalah dengan Ma'ruf Amin ketika persidangan kasus penistaan agama yang menjerat mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - Peneliti Lingkaran Survei Indonesia Denny JA, Ardian Sopa menilai, isu mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok bergabung dengan PDIP dapat memberikan dampak positif kepada partai politik tersebut.

Meski, kata dia, mantan Bupati Belitung Timur tersebut pernah bermasalah dengan Ma'ruf Amin ketika persidangan kasus penistaan agama yang menjeratnya.

"Terlebih di situ ada KH Ma'ruf yang dulu seteru. Sekarang memperlihatkan kebersamaan," kata Ardian di Kantor LSI, Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa 27 November 2018.

Dia menyebut, Ahok masih mempunyai pendukung yang solid sampai saat ini. Apalagi, Ahok menjalani penuh hukuman dua tahun penjara di Mako Brimob atas kasus tersebut.

Meskipun masih ada yang menolak, Ardian meyakini kelompok itu tak sebanyak saat persidangan berlangsung.

"Simpelnya, masyarakat kemarin itu kenapa ngotot karena belum dihukum saja. Tapi, sekarang sudah dihukum jalani masa hukumannya," ucap dia.

Dia juga menyatakan, suatu hal yang lumrah bila nantinya Ahok memilih untuk bergabung di salah satu partai politik. 

"Kalau sudah lepas jalani hukuman, itu otomatis dia jadi warga negara bebas lagi. Sehingga diimbau pada siapapun, toh silakan. Apalagi dia sudah jalani apa yang diperbuat kemarin," Ardian menjelaskan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Berawal dari Pernyataan Djarot

Ketua DPP PDI Perjuangan, sekaligus mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat membocorkan rencana politik bekas Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Menurutnya, Ahok akan bergabung dengan dengan PDIP bila keluar dari penjara.

Djarot mengungkap, hal itu dalam rapat konsolidasi PDIP di Kota Sleman, Yogyakarta, Senin (26/11/2018). Dia mulanya menceritakan perbincangannya dengan Ahok untuk meyakinkan para Ahokers mendukung pasangan calon nomor urut 01, Joko Widodo dan Ma'ruf Amin.

"Mas tolong pendukung-pendukung kita itu, kalau bisa jangan golput. Kalau bisa pilih Pak Jokowi. Di samping itu, dia harusnya memilih PDI Perjuangan," kata Djarot menirukan ucapan Ahok.

Ahok pun menyanjung PDIP sebagai partai di garis depan menjaga Pancasila dan menjaga masyarakat dari ujaran kebencian. Pada momen itu, terungkap keinginan Ahok masuk partai berlambang banteng moncong putih.

"Makanya dia bilang, 'kalau nanti saya masuk politik, saya akan pasti masuk PDI Perjuangan'," ungkap Djarot.

Djarot pun mengingatkan bahwa ketika Ahok diserang kasus penistaan agama, PDIP adalah pembela utama.

"Ketika dia dihajar seperti itu di Jakarta, saya juga dihajar seperti itu, yang paling berani membela, menunjukkan sikapnya adalah kader-kader PDI Perjuangan, utamanya wakil khusus dari Daerah Istimewa Yogyakarta datang juga ke Jakarta," kata Djarot.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.