Sukses

Seorang anak Palestina, Mahmoud al-Hindawi (15) menjual balon dan bola di Pelabuhan Kota Gaza (17/3). Hindawi yang masih bersekolah menghasilkan sekitar 25 Shekels ($6.4) per hari kerja karena ayahnya sudah lagi tidak bekerja. (REUTERS/Mohammed Salem)
1/9

Seorang anak Palestina, Mahmoud al-Hindawi (15) menjual balon dan bola di Pelabuhan Kota Gaza (17/3). Hindawi yang masih bersekolah menghasilkan sekitar 25 Shekels ($6.4) per hari kerja karena ayahnya sudah lagi tidak bekerja. (REUTERS/Mohammed Salem)

Selengkapnya
Haitham Khzaiq (16), anak Palestina yang berhenti sekolah enam bulan lalu menjual apel manis dan menghasilkan sekitar 20 Shekels ($ 5.1) per hari di Pelabuhan Kota Gaza, (17/3). Khzaiq mempunyai mimpi menjadi Insinyur arsitek. (REUTERS/Mohammed Salem)
1/9

Haitham Khzaiq (16), anak Palestina yang berhenti sekolah enam bulan lalu menjual apel manis dan menghasilkan sekitar 20 Shekels ($ 5.1) per hari di Pelabuhan Kota Gaza, (17/3). Khzaiq mempunyai mimpi menjadi Insinyur arsitek. (REUTERS/Mohammed Salem)

Selengkapnya
Mohammad al-Bana (10), Bocah Palestina menjual sayur di sebuah pasar di Kota Gaza (29/3). Bana yang masih bersekolah menghasilkan sekitar sekitar 10 Shekels ($ 2.5) per hari karena ayahnya sudah lagi tidak bekerja. (REUTERS/Mohammed Salem)
1/9

Mohammad al-Bana (10), Bocah Palestina menjual sayur di sebuah pasar di Kota Gaza (29/3). Bana yang masih bersekolah menghasilkan sekitar sekitar 10 Shekels ($ 2.5) per hari karena ayahnya sudah lagi tidak bekerja. (REUTERS/Mohammed Salem)

Selengkapnya
Sabri Atallah (17), Seorang anak Palestina bekerja di sebuah bengkel tembikar di Kota Gaza tanggal (21/3). Atallah yang mempunyai cita-cita menjadi Insinyur bekerja mampu menghasilkan sekitar 25 Shekels ($ 6.4) per hari kerja. (REUTERS/Mohammed Salem)
1/9

Sabri Atallah (17), Seorang anak Palestina bekerja di sebuah bengkel tembikar di Kota Gaza tanggal (21/3). Atallah yang mempunyai cita-cita menjadi Insinyur bekerja mampu menghasilkan sekitar 25 Shekels ($ 6.4) per hari kerja. (REUTERS/Mohammed Salem)

Selengkapnya
Mohammed Dadir (12), Bocah Palestina yang bekerja sebagai mekanik magang, membantu majikannya di bengkel di Kota Gaza (17/3). Dadar yang mempunyai cita-cita memiliki bengkel sendiri menghasilkan 30 Shekels ($ 7.7) seminggu. (REUTERS/Mohammed Salem)
1/9

Mohammed Dadir (12), Bocah Palestina yang bekerja sebagai mekanik magang, membantu majikannya di bengkel di Kota Gaza (17/3). Dadar yang mempunyai cita-cita memiliki bengkel sendiri menghasilkan 30 Shekels ($ 7.7) seminggu. (REUTERS/Mohammed Salem)

Selengkapnya
Abed al-Kareem Yassin (16), anak Palestina bekerja sebagai kuli bangunan di lokasi konstruksi dari sebuah rumah di Kota Gaza (21/3). Yassin mempunyai cita-cita menjadi montir ini mendapatkan 40 Shekels ($ 10.3) per hari kerja. (REUTERS/Mohammed Salem)
1/9

Abed al-Kareem Yassin (16), anak Palestina bekerja sebagai kuli bangunan di lokasi konstruksi dari sebuah rumah di Kota Gaza (21/3). Yassin mempunyai cita-cita menjadi montir ini mendapatkan 40 Shekels ($ 10.3) per hari kerja. (REUTERS/Mohammed Salem)

Selengkapnya
Ahmed Baker (16), anak Palestina penjual minuman panas di sebuah gerobak di Pelabuhan Kota Gaza (17/3). Baker yang mempunyai cita-cita menjadi dokter ini menghasilkan sekitar 20 Shekels ($ 5.1) per hari. (REUTERS/Mohammed Salem)
1/9

Ahmed Baker (16), anak Palestina penjual minuman panas di sebuah gerobak di Pelabuhan Kota Gaza (17/3). Baker yang mempunyai cita-cita menjadi dokter ini menghasilkan sekitar 20 Shekels ($ 5.1) per hari. (REUTERS/Mohammed Salem)

Selengkapnya
Mohammad al-Asi (16), anak Palestina memperbaiki jaring ikan di Pelabuhan Kota Gaza, (29/3). Bocah yang putus sekolah sejak dua tahun lalu, ikut membantu orang tuanya untuk mencari rezeki dengan cara bernelayan bersama ayahnya. (REUTERS/Mohammed Salem)
1/9

Mohammad al-Asi (16), anak Palestina memperbaiki jaring ikan di Pelabuhan Kota Gaza, (29/3). Bocah yang putus sekolah sejak dua tahun lalu, ikut membantu orang tuanya untuk mencari rezeki dengan cara bernelayan bersama ayahnya. (REUTERS/Mohammed Salem)

Selengkapnya
Mahand Salama (13), bocah Palestina menyewakan mobil mainan bagi anak-anak di Pelabuhan Kota Gaza (17/3). Salama yang mempunyai cita-cita menjadi dokter ini menghasilkan sekitar 25 Shekels ( $ 6.4) per hari kerja. (REUTERS/Mohammed Salem)
1/9

Mahand Salama (13), bocah Palestina menyewakan mobil mainan bagi anak-anak di Pelabuhan Kota Gaza (17/3). Salama yang mempunyai cita-cita menjadi dokter ini menghasilkan sekitar 25 Shekels ( $ 6.4) per hari kerja. (REUTERS/Mohammed Salem)

Selengkapnya
Seorang anak Palestina, Mahmoud al-Hindawi (15) menjual balon dan bola di Pelabuhan Kota Gaza (17/3). Hindawi yang masih bersekolah menghasilkan sekitar 25 Shekels ($6.4) per hari kerja karena ayahnya sudah lagi tidak bekerja. (REUTERS/Mohammed Salem)
Haitham Khzaiq (16), anak Palestina yang berhenti sekolah enam bulan lalu menjual apel manis dan menghasilkan sekitar 20 Shekels ($ 5.1) per hari di Pelabuhan Kota Gaza, (17/3). Khzaiq mempunyai mimpi menjadi Insinyur arsitek. (REUTERS/Mohammed Salem)
Mohammad al-Bana (10), Bocah Palestina menjual sayur di sebuah pasar di Kota Gaza (29/3). Bana yang masih bersekolah menghasilkan sekitar sekitar 10 Shekels ($ 2.5) per hari karena ayahnya sudah lagi tidak bekerja. (REUTERS/Mohammed Salem)
Sabri Atallah (17), Seorang anak Palestina bekerja di sebuah bengkel tembikar di Kota Gaza tanggal (21/3). Atallah yang mempunyai cita-cita menjadi Insinyur bekerja mampu menghasilkan sekitar 25 Shekels ($ 6.4) per hari kerja. (REUTERS/Mohammed Salem)
Mohammed Dadir (12), Bocah Palestina yang bekerja sebagai mekanik magang, membantu majikannya di bengkel di Kota Gaza (17/3). Dadar yang mempunyai cita-cita memiliki bengkel sendiri menghasilkan 30 Shekels ($ 7.7) seminggu. (REUTERS/Mohammed Salem)
Abed al-Kareem Yassin (16), anak Palestina bekerja sebagai kuli bangunan di lokasi konstruksi dari sebuah rumah di Kota Gaza (21/3). Yassin mempunyai cita-cita menjadi montir ini mendapatkan 40 Shekels ($ 10.3) per hari kerja. (REUTERS/Mohammed Salem)
Ahmed Baker (16), anak Palestina penjual minuman panas di sebuah gerobak di Pelabuhan Kota Gaza (17/3). Baker yang mempunyai cita-cita menjadi dokter ini menghasilkan sekitar 20 Shekels ($ 5.1) per hari. (REUTERS/Mohammed Salem)
Mohammad al-Asi (16), anak Palestina memperbaiki jaring ikan di Pelabuhan Kota Gaza, (29/3). Bocah yang putus sekolah sejak dua tahun lalu, ikut membantu orang tuanya untuk mencari rezeki dengan cara bernelayan bersama ayahnya. (REUTERS/Mohammed Salem)
Mahand Salama (13), bocah Palestina menyewakan mobil mainan bagi anak-anak di Pelabuhan Kota Gaza (17/3). Salama yang mempunyai cita-cita menjadi dokter ini menghasilkan sekitar 25 Shekels ( $ 6.4) per hari kerja. (REUTERS/Mohammed Salem)

Kisah Bocah Palestina Berjuang Demi Menghidupi Keluarga

Seorang anak Palestina, Mahmoud al-Hindawi (15) menjual balon dan bola di Pelabuhan Kota Gaza (17/3). Hindawi yang masih bersekolah menghasilkan sekitar 25 Shekels ($6.4) per hari kerja karena ayahnya sudah lagi tidak bekerja. (REUTERS/Mohammed Salem)
Photographer:
Johan Fatzry

Foto Terkini

Orang-orang berdiri di rumah mereka yang terendam banjir setelah hujan lebat di distrik Nowshera, Provinsi Khyber-Pakhtunkhwa, Pakistan pada tanggal 16 April 2024. (Abdul MAJEED/AFP)6
Global
41 Orang Meninggal Dunia Akibat Hujan Lebat dan Sambaran Petir di Pakistan
Setidaknya 41 orang dinyatakan meninggal dunia dalam insiden yang terkait badai dan cuaca buruk serta sambaran petir di seluruh Pakistan sejak Jumat (12/4/2024) pekan lalu. Otoritas Penanggulangan Bencana Nasional Pakistan (NDMA) telah mengeluarkan peringatan dini terjadinya bahaya tanah longsor dan banjir bandang. Pakistan mengalami peningkatan kejadian cuaca ekstrem karena bergulat dengan dampak perubahan iklim.
Sebuah gambar yang menggambarkan kapal feri Sewol dengan tulisan yang diterjemahkan sebagai "Saya harap kesalahan yang sama tidak akan terjadi lagi di lain waktu", di sebuah pelabuhan di Mokpo, Provinsi Jeolla Selatan, pada tanggal 16 April 2024. (ANTHONY WALLACE/AFP)7
Global
Korea Selatan Peringati 10 Tahun Tenggelamnya Kapal Feri Sewol
Warga Korea Selatan berkumpul untuk mengenang 304 korban tewas pada peringatan peristiwa tenggelamnya kapal feri Sewol, Selasa (16/4/2024). Peringatan ini menandai 10 tahun bencana laut terburuk yang pernah terjadi di Korea Selatan. 16 April 2014 menjadi catatan hitam dan lembaran kelam bagi sejarah transportasi Korea Selatan. Saat itu, 304 orang penumpang yang sebagian besar adalah siswa SMA Danwon meninggal dunia setelah kapal feri Sewol yang kelebihan muatan terbalik dan tenggelam.
Datang ke rumah Bryan Domani di hari Lebaran, Mawar de Jongh cantik dengan baju tunik dipadukan dengan celana warna putih. Wajahnya dipoles natural dan rambutnya ditata simpel dengan disanggul. Sementara Jeremie Moeremans simpel dengan busana serba putih dan tak lupa mengikat rambut gondrongnya agar terlihat lebih rapi ketika bertemu keluarga kekasih. (Liputan6.com/IG/@megandomani1410)4
Hot
Potret Bryan dan Megan Domani Lebaran Bareng Kekasih, Hangat Meski Beda Agama
Bryan Domani – Mawar de Jongh dan Megan Domani – Jeremie Moeremans adalah pasangan muda yang disebut cocok. Meski pacaran beda agama, namun banyak yang mendoakan dua pasangan ini langgeng sampai pernikahan. Pada momen Lebaran (10/4/2024) lalu, Mawar Eva dan Jeremie Moeramans turut serta rayakan Lebaran bersama keluarga Bryan dan Megan.
Meski jarang melakukan sesi pemotretan, pemilik nama lengkap Malaikha Dayanara Kridaman ini tetap tampil menawan meski hanya liburan main air di sebuah air terjun atau curug. (Liputan6.com/IG/@malaikha)4
Hot
Potret Malaikha Dayanara Eks Gadis Sampul 2019 Main di Curug, Menawan
Aktris cantik Malaikha Dayanara belakangan jauh dari sorotan publik. Usai membintangi film pendek bertajuk Ruang Hampa pada 2020, wanita 22 tahun ini fokus berkuliah dan akhirnya lulus dari The University of Queensland, Australia. Siapa sangka, sosok Malaikha dulunya sukses jadi model di Gadis Sampul 2019.
Petugas valas menghitung mata uang dolar AS di DolarAsia Valas di kawasan BSD, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (16/4/2024). (merdeka.com/Arie Basuki)5
Bisnis
Nilai Tukar Rupiah Kian Melemah Terhadap Dolar AS
Usai libur panjang Lebaran, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dalam pasar uang pada Selasa (16/4) siang, terpantau melemah hingga ke level Rp16.162. Pelemahan mata uang rupiah berpotensi pada kenaikan sejumlah harga komoditas di pasar. Melemahnya rupiah juga memberi dampak pada impor bahan baku industri.
Sejumlah penumpang Kereta Api Jarak Jauh Argo Merbabu berjalan keluar setibanya di Stasiun Gambir, Jakarta, Selasa (16/4/2024). (Liputan6.com/Angga Yuniar)7
News
Hari Ini, Stasiun Gambir Kedatangan 14.000 Pemudik dari Berbagai Daerah
Menurut data PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 1 Jakarta, pada arus balik H+5 Lebaran atau Selasa (16/4) sebanyak 14.400 penumpang turun di Stasiun Gambir. Sementara, puncak arus balik Lebaran 2024 di Stasiun Gambir terjadi pada Senin (15/4/2024) kemarin. Pada puncak arus balik Lebaran 2024, Stasiun Gambir kedatangan 15.000 penumpang dari berbagai daerah.
Pengunjung mendokumentasikan layar monitor yang memperlihatkan pergerakan indeks di Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Selasa (16/4/2024). (Liputan6.com/Angga Yuniar)7
Bisnis
Usai Libur Panjang Lebaran, IHSG Berada di Zona Merah
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pembukaan perdagangan pasca-libur panjang Lebaran berada di zona merah. Pada pembukaan perdagangan hari ini, IHSG sempat turun 2,15% ke posisi 7.130,27. Pasca libur panjang IHSG dibayangi banyak sentimen, mulai dari peperangan hingga nilai tukar dollas AS yang saat ini menembus Rp16.000.

Copyright © 2024 liputan6.com KLY KapanLagi Youniverse All Rights Reserved