Sukses

Lakukan Ini Kalau Kulit Jok Motor Mulai Kaku

Seringnya penggunaan sepeda motor juga ikut berdampak pada kualitas kulit jok. Hal ini dapat menyebabkan lapisan yang membungkus busa jok tersebut menjadi keras dan berkurang kualitasnya.

Liputan6.com, Jakarta - Sepeda motor yang digunakan setiap hari untuk menunjang mobilitas, tentunya akan tidak akan berdampak pada performa mesin serta beberapa hal teknis lainnya.

Tetapi, seringnya penggunaan sepeda motor juga ikut berdampak pada kualitas kulit jok. Hal ini dapat menyebabkan lapisan yang membungkus busa jok tersebut menjadi keras dan berkurang kualitasnya.

Salah satu hal yang nantinya akan dirasakan oleh pemilik motor setelah kulit jok motor tersebut mengeras atau kaku adalah daya tahan terhadap air hujan dan paparan sinar matahari.

"Kulit jok kalau kepanasan dan kehujanan bakal menjadi lebih kaku. Nanti kalau kaku kaya gitu, bakalan ada lapisan retak-retak kecil," buka Adip, salah satu penjual kulit jok motor di kawasan Pos Pengumben, Jakarta Barat.

Ketika kulit jok tersebut telah mengalami kerusakan kecil seperti sobek dan retak, maka nantinya air hujan akan masuk ke dalam lapisan busa jok motor.

Hal ini pula yang dapat menyebabkan kualitas busa menjadi tidak maksimal untuk menopang pengendara. Bahkan, dari kondisi seperti itu pun akan membuat busa jok menjadi lebih cepat rusak.

"Retak-retak tipis itu tadi bakal masuk ke dalam busa. Jadi kalau sudah retak (kulit jok) harusnya diganti dengan yang baru yang bisa menahan air hujan masuk ke dalam busa," tambahnya.

Adapun dampak ketika kulit jok motor tadi tidak segera diganti, maka akan menyebabkan celana pengendara menjadi basah setelah motor kehujanan lantaran air yang masuk ke busa tadi tertekan saat posisi duduk.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Puluhan Mobil Listrik Touring dari Jakarta ke Bali, Mau Ngapain?

Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi melepas sekitar 20 mobil listrik untuk mengikuti touring dari Jakarta ke Bali. Kegiatan yang diinisiasi oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub), melalu Ditjen Perhubungan Darat ini dilakukan untuk mengampanyekan dan mengenalkan kendaraan listrik ke masyarakat.

Melakukan perjalanan jarak jauh menggunakan mobil listrik ini, merupakan kali kedua setelah sebelumnya dilakukan pada awal 2022, dengan rute Jakarta ke Jambi.

"Saya minta para peserta touring nantinya dapat menceritakan pengalamannya menggunakan kendaraan listrik. Apa manfaatnya, keuntungannya, dan bagaimana masa depannya, agar diceritakan apa adanya," ujar Budi, saat acara pelepasan 20 mobil listrik touring Jakarta-Bali, di Silang Monas, Jakarta Pusat, Senin (7/11/2022).

"Ini akan menarik minat masyarakat untuk mengenal kendaraan listrik," tegas Menhub.

Menhub juga menyampaikan apresiasi kepada sejumlah produsen otomotif, komunitas, pemerintah daerah, serta pihak terkait lainnya yang telah mendukung terselenggaranya kegiatan touring ini.

Touring ini akan berlangsung selama 5 hari, melewati rute Jakarta – Cirebon – Semarang – Surakarta – Surabaya – Jember – Bali sepanjang 1.250 km. Dalam perjalanannya, peserta touring akan singgah di beberapa kota, dan melakukan sosialisasi keselamatan berkendara di antaranya di kota Surakarta dan Jember.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.