Sukses

Jokowi Targetkan 2 Juta Unit Sepeda Motor Listrik Diproduksi di Indonesia, Ini Tanggapan AISI

Presiden Joko Widodo (Jokowi) terus mendorong percepatan penggunaan kendaraan listrik di Indonesia

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) terus mendorong percepatan penggunaan kendaraan listrik di Indonesia. Orang nomor satu di negara ini, bahkan menekankan target sebanyak 2 juta unit sepeda motor listrik bisa diproduksi di Tanah Air pada 2025.

Menanggapi target dari sang presiden, Ketua Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia (AISI), Johannes Loman mengatakan langkah asosiasi terkait hal tersebut memang tergantung anggotanya.

Untuk diketahui, anggota AISI saat ini, adalah Honda, Yamaha, Suzuki, Kawasaki, dan TVS.

"Dari hasil diskusi, kami mendukung untuk itu (target produksi 2 juta unit sepeda motor listrik). Hanya saja, mungkin ada tahapannya," jelas Loman, saat ditemui di sela-sela konferensi pers IMOS 2022, di Jakarta, Selasa (11/10/2022).

Sementara itu, ketika ditanya terkait tahapan anggota AISI untuk menyikapi percepatan peralihan kendaraan listrik, ataupun target dari Jokowi, Loman belum bisa menginformasi secara detailnya saat ini.

"Kami belum bisa bicara sekarang, tapi kita akan berusaha untuk mencapai hal ini. Itu (target produksi 2 juta unit sepeda motor listrik) kan bukan hanya member AISI saja, tapi secara nasional," tegas Loman.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Akselerasi sepeda motor listrik

Pria yang juga menjabat sebagai Executive Vice President Director PT Astra Honda Motor (AHM) tak menampik, jika peredaran sepeda motor listrik di Indonesia ini skalanya masih kecil. Kemudian, para pemain industri roda dua nasional, yang juga anggota AISI juga belum ada yang mulai akselarasi sepeda motor listrik.

Saat ini, baru pabrikan sepeda motor listrik asal Cina, yang memang sudah mulai serius untuk menghadirkan dan menjual beragam roda dua ramah lingkungan di Indonesia.

"Motor listrik itu termasuk sesuatu yang baru. Saya kira kalau sudah ketemu teknologi dan skala ekonominya, akan bisa cepat, itu (akselerasinya). Memang, di awal-awal pasti perlu pengembangan-pengembangan yang memakan waktu. Tapi, saya lihat kalau dari sisi produk-produk yang lain pun itu nantinya bisa cepat,” pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.