Sukses

Toyota, Honda dan Nissan Dapat Catatan Buruk soal Pengembangan Mobil Listrik

Toyota, Honda, dan Nissan mendaptkan tempat tiga terbawah dari studi yang dilakukan oleh Greenpeace terkait upaya dekarbonisasi 10 produsen mobil

Liputan6.com, Jakarta - Toyota, Honda, dan Nissan mendaptkan tempat tiga terbawah dari studi yang dilakukan Greenpeace terkait upaya dekarbonisasi 10 produsen mobil. Bahkan, raksasa asal Jepang, Toyota menempati posisi paling buncit alias ke-10 sebagai pabrikan yang mengembangkan mobil listrik.

Dalam studi itu terungkap, kendaraan tanpa emisi alias listrik dari Toyota menghasilkan kurang dari 1 persen dari total penjualan jenama asal Negeri Matahari Terbit ini.

Selain itu, Toyota juga mencatatkan kemajuan yang paling lambat dalam dekarbonisasi rantai pasokan. Toyota juga sering menjadi sasaran kritik dari aktivis dan investor hijau, karena tidak menggunakan mobil listrik baterai alias BEV cukup cepat.

"Waktu untuk hibrida, saya pikir telah selasai,” ujar Daniel, Juru Bicara Kampanye iklim dan energi di Greenpeace, Jepang,  seperti dikutip dari Reuters, Minggu (11/9/2022).

Sementara itu, juru bicara Toyota mengatakan, dalam sebuah pernyataan bahwa perusahaan sedang berupaya untuk memangkan emisi CO2 secepat mungkin.

"Menambahkan bahwa mereka akan terus “melakukan segala upaya yang mungkin untuk menawarkan sebanyak mungkin pilihan (kendaraan listrik baterai) dan multi-powertrains lainnya untuk pelanggan kami di seluruh dunia,” tulis pernyataan dari Toyota.

Sementara itu, Greenpeace mengatakan jika Honda tidak memiliki peta jalan untuk mencapai targetnya sendiri, termasuk membuat kendaraan tanpa emisi dan kendaraan sel bahan bakar 100% dari penjualan baru.

.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Nissan March Setop Dijual Setelah 40 Tahun Diproduksi

Nissan March tidak akan dijual lagi di Jepang. Nissan Motor Co. mengakhiri penjualan mobil kompak ikoniknya itu dikarenakan popularitasnya telah memudar setelah 40 tahun sejak pertama diluncurkan.

Pabrik di Thailand, yang memproduksi model tersebut saat ini, telah mengakhiri produksi Nissan March untuk pasar Jepang, kata sumber yang mengetahui masalah tersebut, seperti dilaporkan Kyodo, Minggu (4/9/2022). Meski begitu, Nissan akan tetap melanjutkan penjualan March di luar Jepang dengan nama Micra.

Menurut Asosiasi Diler Mobil Jepang, penjualan domestik Nissan March mencapai sekitar 8.800 unit pada 2021. Itu hanya sekitar 10 persen dari volume penjualan mobil kompak andalan Nissan, Note, pada tahun yang sama, yaitu sekitar 90 ribu unit.

Keputusan tersebut merupakan bagian dari upaya perusahaan untuk mempersempit lini produknya dan memfokuskan sumber dayanya pada kendaraan listrik di tengah peraturan emisi karbon yang lebih ketat di seluruh dunia.

3 dari 3 halaman

Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.