Mengintip Biaya Isi Bensin Pertalite untuk Mobil LCGC hingga Penuh

Liputan6.com, Jakarta - Kenaikan harga BBM bersubsidi seperti Pertalite dan Bio Solar yang terjadi beberapa hari lalu mengejutkan semua pihak.

Tercatat bahwa Pertalite sebelumnya dijual Rp 7.650 per liter naik menjadi Rp 10.000 per liter. Sedangkan Bio Solar mengalami kenaikkan dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter. Adapun Pertamax 92 yang kini dibanderol Rp 14.500 per liter.

Isu terkait BBM tidak terbatas pada kenaikan harga saja. Pemerintah juga dikabarkan akan membatasi peredaran bahan bakar bersubsidi Pertalite. Lebih tepatnya hanya mobil dengan mesin di bawah 1.400cc yang diperbolehkan mengisi BBM RON 90 ini.

Jika peraturan tersebut diterapkan, maka mobil yang diperbolehkan mengisi Pertalite menjadi lebih terbatas. Sebagai contoh adalah LMPV dan LSUV di mana mayoritas model mengandalkan mesin 1.500cc.

Salah satu segmen yang tidak terdampak adalah LCGC. Kategori ini banyak menggunakan mesin 1.200cc atau kurang. Bahkan beberapa mobil disematkan mesin 1.000cc untuk trim rendahnya.

Kategori LCGC sendiri bisa dibagi menjadi dua kategori. Pertama adalah LCGC 5 penumpang yang diramaikan oleh Toyota Agya, Daihatsu Ayla dan Honda Brio. Kedua adalah LCGC 7 penumpang yang diisi Daihatsu Sigra dan Toyota Calya.

Pemilik mobil LCGC tetap disarankan mengisi bensin dengan RON 92 atau lebih. Dengan demikian tipe bahan bakar yang cocok untuk LCGC mencakup Pertamina Pertamax, Shell Super, serta BP 92.

Namun pengisian BBM Pertalite tidak akan merusak mesin. Konsekuensi utama adalah mobil akan terasa kurang bertenaga karena performa turun.

“LCGC disarankan memakai bensin dengan RON 92. (Diisi Pertalite) bisa, namun performa mesinnya turun,” ujar Bambang Supriyadi, Executive Coordinator Technical Service Division PT Astra Daihatsu Motor (ADM) ke Otosia.com, beberapa waktu lalu.