Sukses

Toyota Sebut Produksi Baterai di Indonesia Tidak Langsung Turunkan Harga Mobil Listrik

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah tengah menggenjot terbentuknya ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Banyak pabrikan, yang akan melakukan investasi di Tanah Air, baik terkait produksi model ataupun industri pendukungnya seperti baterai.

Namun, menutu GM Marketing Planning and New Business Toyota Astra Motor (TAM), Lina Agustina, produksi baterai di dalam negeri tidak secara langsung bisa menurunkan harga mobil listrik, yang saat ini di Indonesia dibanderol di atas Rp 500 jutaan.

"Apakah kalau baterai diproduksi di Indonesia, harga kendaraan listrik akan lebih murah? Ini memiliki banyak faktor, dan bukan berarti (langsung buat harga EV) jadi lebih murah," jelas Lina dalam temu media daring, disitat dari Antaranews.com, Rabu (8/10/2022).

Sementara itu, lanjutnya dari segi bahan baku, apakah Indonesia siap untuk melakukan produksi baterai. Lalu, ia juga mempertanyakan bagaimana dengan kualitas manpower untuk mempersiapkan dan memproduksi.

"Seperti apa persiapan kita untuk kurangi limbah produksi baterai?," tegasnya.

Selain itu, tidak hanya terkait baterai menjadi komponen termahal dalam kendaraan listrik, tapi juga faktor lainnya termasuk perkembangan teknologi yang mencakup kapasitas dan ketahanan baterai di dalam kendaraan listrik.

"Baterai adalah komponen termahal kendaraan listrik. Seperti baterai (untuk ponsel), baterai di mobil listrik juga memiliki leveling yang berbeda-beda dan semakin lama akan semakin canggih," tambah Lina.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Produksi baterai

Lina melanjutkan, saat ini, banyak negara yang berlomba untuk memproduksi baterai, karena prospek kendaraan listrik yang semakin diminati oleh masyarakat, serta pertimbangan untuk pengurangan emisi karbon di dunia.

"Tentunya semua negara berlomba-lomba untuk memproduksi baterai. Siapa yang paling efisien, murah, dan baik produksinya, maka dia lah yang akan menjadi selling point," ujar Lina.

"Kami akan support pemerintah untuk berkompetisi sebagai negara produsen baterai. Hal ini membutuhkan dukungan banyak pihak, supaya bisa dilancarkan, agar produksi baterai ini bisa visible dan bersaing dengan negara lain," tukasnya.

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.