Sukses

Gara-Gara Krisis Chip Semikonduktor, Inden MINI di Indonesia Bisa Sampai Setahun

Krisis chip semikonduktor masih menghantui industri otomotif

Liputan6.com, Jakarta - Krisis chip semikonduktor masih menghantui industri otomotif. Akibatnya banyak pabrikan mobil dan motor, harus mengurangi produksi. Alhasil hal ini berimbas ke waktu tunggu atau inden berbagai model kendaraannya.

Salah satu yang terkena imbas dari kelangkaan chip semikonduktor ini adalah MINI. Bahkan, waktu inden untuk beberapa mobil mewah asal Inggris ini cukup panjang.

"Inden paling lama ada yang sampai satu tahun. Kebanyakan model performa tinggi dan limited edition," jelas Kidd Yam, Head of Mini Asia, saat ditemui dipeluncuran MINI Electric, belum lama ini.

Namun, Kidd sendiri tidak bersedia untuk membeberkan model apa saja yang indennya hingga satu tahun.

Hanya saja, model-model tersebut memang kebanyakan mobil edisi spesial, sehingga pemesanannya di Tanah Air juga tidak terlalu banyak.

"Sebagaian model John Cooper Works, model-model performa tinggi," tegas Kidd."

Sementara itu, Jodie O'Tania, Direktur Komunikasi BMW Group, sebagai yang membawahi MINI di Indonesia juga mengatakan, inden panjang karena krisis chip semikonduktor ini memang berpengaruh terhadap banyak model yang masih diimpor secara utuh alias CBU.

"Ada beberapa model yang inden seperti itu (berbulan-bulan) terutama untuk CBU," tegas Jodie di kesempatan yang sama.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tanpa Fitur Utama

Sebelumnya, BMW secara global juga telah mengumumkan, jika krisis chip semikonduktor ini, jenama Bavarian ini memilih untuk mengirimkan unit tanpa fitur utama, seperti koneksi Android Auto dan Apple Car Play.

Selanjutnya, BMW akan menambahkan fitur tersebut di kemudian hari melalui program pembaharuan. Laporan dari Automotive News menyatakan, BMW percaya, teknologi ini bisa dikirim menyusul, mungkin akhir Juni 2022.

Kendaraan yang terkena dampak penghilangan fitur konektivitas ini, dikatakan telah diproduksi dalam empat bulan pertama 2022, dan yang dikirim untuk pasar Amerika Serikat, Prancis, Spanyol, Italia, dan Inggris.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini