Sukses

Ini Kelebihan dan Kekurangan Mudik via Jalan Tol dengan Non Tol

Salah satu yang dipilih untuk mudik adalah moda transportasi darat. Saat ini kepemilikan kendaraan pribadi meningkat dan ditambah dengan akses jalan yang semakin banyak membuat pilihan mudik dengan kendaraan selalu menjadi prioritas.

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu yang dipilih untuk mudik adalah moda transportasi darat. Saat ini kepemilikan kendaraan pribadi meningkat dan ditambah dengan akses jalan yang semakin banyak membuat pilihan mudik dengan kendaraan selalu menjadi prioritas.

Namun pertanyaannya, memilih jalur mudik yang mana? Apakah jalan tol atau menggunakan jalan non tol? Semua ada plus dan minusnya. Mari kita simak bersama.

Jalan Tol

Ini merupakan pilihan paling umum. Fasilitas jalan tol sudah tersedia di beberapa daerah, terutama Pulau Jawa yang kini memiliki jaringan tol Trans Jawa. Bagi pemudik di wilayah Jabodetabek, ini akan menjadi pilihan utama.

Ini juga sesuai dengan survey Badan Litbang Kemenhub di mana pemudik akan memilih tol Trans Jawa sebesar 24,1 persen.

Angka ini lebih tinggi dari pilihan jalur lintas tengah Jawa sebesar 9,7 persen, tol Cipularang 9,2 persen, jalur Pantai Utara Jawa 8,2 persen, trans Sumatera non tol 4,7 persen, Tol Jagorawi 4,2 persen, jalur lintas selatan (pansel) Jawa 3,7 persen, Tol Jakarta-Merak 3,5 persen dan Tol Bocimi (Bogor-Ciawi-Sukabumi) 0,7 persen, sisanya jalan lainnya 31,8 persen.

Melihat data di atas bisa dipastikan rute tol menjadi pilihan utama. Selain itu keberadaan tol dapat mengurangi waktu tempuh.

Tol Trans Jawa misalnya membentang dari Cilegon hingga Pasuruan sepanjang 933 kilometer. Pernah disebutkan, tol Trans Jawa mengurangi waktu perjalanan dari Jakarta ke Yogyakarta hanya dalam 9 sampai 10 jam.

Selain waktu yang lebih singkat, pemudik juga tidak perlu khawatir dengan layanan pada rest area. Terutama di tol Trans Jawa kini sudah tersedia layanan lengkap yang dibutuhkan pengguna kendaraan.

Sebut saja area makan dan minum, tempat istirahat, pengisian bahan bakar, tempat ibadah serta beragam fasilitas lainnya sepanjang jalur tol.

Penggunaan tol juga membuat perkiraan ke berbagai tempat tujuan lebih mudah. Misal soal waktu tempuh, kemungkinan selama perjalanan jika lancar bisa membuat pengguna kendaraan merencanakan rute perjalanan dengan lebih pasti untuk tiba di tempat tujuan.

Namun, kemudahan-kemudahan di atas juga dibarengi dengan beberapa kekurangan. Salah satunya, pemilihan jalur tol tentu membutuhkan dana yang tidak sedikit, terlebih jika tempat tujuan merupakan titik paling jauh.

Jasa Marga mengungkapkan untuk pemudik dari Jakarta yang menuju Surabaya misalnya, membutuhkan dana sebesar Rp 746.000 dalam sekali jalan. Tentu ini perhitungan pergi, jika dengan pulang berarti butuh Rp1,4 jutaan belum termasuk bahan bakar selama mudik.

Kekurangan lain adalah naiknya volume kendaraan yang kemungkinan bisa membuat kemacetan di tol, terutama di area gerbang tol. Memang pihak pengelola tol sudah mempersiapkan langkah strategi untuk mengatasi kondisi ini, namun tidak ada kenyamanan dalam kondisi macet.

Kenaikan volume kendaraan juga berarti kemungkinan rest area sepanjang jalur tol akan terisi penuh dan membuat kemacetan.

Bahkan ada kemungkinan rest area tersebut bakal ditutup jika sudah menimbulkan kemacetan akibat kepadatan di dalamnya. Ini artinya pemudik wajib mempersiapkan makanan dan minuman agar tidak terlalu bergantung dengan rest area.

Berkendara sepanjang tol justru membutuhkan perhatian yang lebih ekstra. Jalan tol yang menawarkan rute lurus terkadang membosankan dan membuat kantuk selama perjalanan. Pemilik kendaraan juga harus menyempatkan diri beristirahat setiap maksimal tiga jam perjalanan.

Selain itu wajib juga menjaga batas kecepatan untuk tidak melebihi aturan atau kurang dari aturan yang sudah ditetapkan. Belum lagi di beberapa ruas tol, pencahayaannya belum optimal.

Ini akan berbahaya bagi pemudik yang memilih untuk berkendara di malam hari. Alangkah baiknya berangkat dengan beberapa orang yang bisa menyetir bergantian.

Khusus untuk mudik 2022, pemilik kendaraan juga wajib memperhatikan tanggal bepergian. Ini karena pengelola jalan tol dan pihak kepolisian sudah mengungkapkan akan menerapkan aturan ganjil genap selama mudik.

Aturan ini juga rencananya akan dilaksanakan bersama aturan one way dan contraflow jika terjadi kepadatan kendaraan selama masa mudik.

**Pantau arus mudik dan balik Lebaran 2022 melalui CCTV Kemenhub dari berbagai titik secara realtime di tautan ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jalan Non Tol

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini