Sukses

Penjualan Mobil Bensin Lesu, Produsen asal Vietnam VinGroup Rugi Besar

Perusahaan konglomerat asal Vietnam VinGroup mengalami kerugian sebelum pajak sekitar 23,9 triliun dong atau US$1,05 miliar, setara dengan Rp14 Triliun

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan konglomerat asal Vietnam VinGroup mengalami kerugian sebelum pajak sekitar 23,9 triliun dong atau US$ 1,05 miliar, setara dengan Rp 14 Triliun di sektor manufaktur 2021. Hal ini, dipengaruhi dengan lesunya penjualan kendaraan bertenaga bensin di dalam negeri, dan meningkatnya investasi kendaraan listrik.

Dilansir Asia Nikkei, Minggu (13/2/2022), penjualan mobil bensin VinGroup memang mengalami peningkatan 21 persen. Tapi, untuk pabrik perakitan grup yang dibangun pada 2019 ini, beroperasi jauh di bawah kapasitas maksimal, yaitu sebanyak 250 ribu unit per tahun.

Melihat kondisi tersebut, perusahaan secara drastis merampingkan kinerja pabrik, terutama dalam memproduksi mobil. Pada Mei 2021, VinGroup juga mengatakan akan mulai berhenti membuat smartphone dan televisi.

Kerugian di sektor manufaktur ini bahkan meningkat 70 persen dibanding 2020. Sedangkan penghentian produksi kendaraan bensin, akan dilakukan pada 2022 dan memusatkan sumber daya ke bisnis kendaraan listrik di bawah VinFast.

VinGroup telah menerima pemesanan mobil listrik VinFast, termasuk di pasar Eropa sekitar 35 ribu pada awal Januari 2022. Jenama nasional Vietnam ini, juga akan terus terlibat dalam investasi awal kendaraan listrik, termasuk membangun pabrik baterai lithium-ion dan mengembangkan jaringan penjualan di Amerika Serikat.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Bangun Pabrik Mobil Listrik di Amerika

Perusahaan mobil nasional Vietnam, VinFast, merencanakan pembangungan pabrik baru di Amerika Serikat.

Langkah ini nantinya akan dialokasikan oleh VinFast untuk membangun sel dan paket baterai yang akan digunakan pada kendaraan listrik VinFast.

Mengutip informasi dari Reuters, pembangunan pabrik yang dilangsungkan pada 2024 juga sebagai langkah mereka untuk mengekspansi pasar mobil listrik di negeri Paman Sam tersebut.

"Kami akan membangun gigafactory kami di Amerika Serikat," jelas Le Thi Thu Thuy, Wakil Ketua Vingroup dan CEO Vinfast Global, dalam keterangannya.

Sebagai langkah awalnya, pada awal produksi tersebut mereka nantinya masih akan menerima pasokan dari pemasok mereka.

Namun, ke depannya mereka akan memulai untuk memproduksi segala sesuatunya secara mandiri.

3 dari 3 halaman

Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.