Sukses

Cairan Anti Bocor Ampuh Menambal Ban Kempis?

Tak ada pengguna kendaraan yang ingin mengalami ban bocor. Namun tak bisa disangkal, ranjau paku akan selalu menghantui pengendara mobil dan motor.

Liputan6.com, Jakarta - Tak ada pengguna kendaraan yang ingin mengalami ban bocor. Namun tak bisa disangkal, ranjau paku akan selalu menghantui pengendara mobil dan motor.

Salah satu produk aftermarket seperti cairan anti bocor yang beredar di Indonesia diklaim bisa menutup kebocoran pada ban. Namun, benarkah bisa menambal ban bocor? Rifat Sungkar selaku pembalap nasional sekaligus Brand Ambassador Mitsubishi Motors di Indonesia angkat bicara.

" Teknologi ban saat ini sudah lebih baik, ada RFT (Run Flat Tyre) misalnya. Memang ada sisi positif dan negatifnya, ban RFT kempis di kecepatan tinggi lebih kuat jadi mobil tidak spin. Dengan sidewall lebih keras, risiko ban melenting lebih kecil. Melenting karena hantaman keras dan konstruksi ban patah," ungkap Rifat saat sesi berbagi tips melalui virtual press conference.

"Untuk cairan anti bocor tubeless, saya bukan penggemar cairan seperti itu. Kalau ban bocor bisa diantiasipasi dengan penggunaan ban dalam atau ganti total. Setahu saya cairan anti bocor itu tidak bisa bertahan lama, karena untuk sementara saja," pungkas Rifat.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tips Mengatur Posisi Mengemudi Ideal ala Rifat Sungkar

Mengatur posisi mengemudi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap keselamatan dan kenyamanan selama berkendara. Dengan mengatur posisi berkendara yang tepat, Anda pasti akan merasa nyaman dan tentunya aman selama di perjalanan.

Rifat Sungkar, Brand Ambassador Mitsubishi Motors di Indonesia berbagi tips mengenai posisi duduk dan mengemudi yang benar, sebagai berikut:

Posisi Ergonomis

“Saat mengemudi itu paling penting adalah soal posisi duduk harus benar-benar ergonomis. Pastikan punggung menempel dengan back rest atau sandaran jok. Selain itu, sesuaikan sandaran sehingga Anda bersandar pada sudut sekitar 100 derajat,” jelas Rifat dalam keterangan resmi yang diterima Liputan6.com.

Duduk bersandar pada sudut ini akan menurunkan tekanan pada punggung bagian bawah sehingga akan membuat aktivitas mengemudi menjadi nyaman. Perlu diingat, sebaiknya atur posisi duduk sebelum melakukan perjalanan agar Anda merasa nyaman.

Posisi Tangan

Posisi tangan berperan penting, karena selama perjalanan tangan adalah organ yang mengendalikan roda kemudi dan tuas persneling. Ada baiknya untuk berpegang teguh pada aturan posisi arah jam 9 dan arah jam 3.

“Caranya, bayangkan setir kemudi yang Anda kendalikan menyerupai jam dinding. Posisikan tangan kiri sesuai arah pukul 9 dan tangan kanan pada posisi arah pukul 3. Posisi lingkar kemudi diatur sesuai dengan postur badan, ini ditunjang oleh fitur Tilt and Telescopic Steering pada setiap model mobil Mitsubishi Motors yang memungkinkan pengemudi mengatur setir naik – turun, dan maju – mundur sesuai kenyaman pengemudi,” tambah Rifat.

Kaki Tidak Boleh Menekuk

Selain tangan, posisi kaki saat mengemudi tidak boleh terlalu menekuk dan tidak boleh pula terlalu lurus. Pasalnya, posisi kaki yang tepat saat mengemudi akan mencegah nyeri lutut. Atur posisi kaki ini dengan menyetel maju mundur jok pengemudi. 

3 dari 4 halaman

Posisikan Tinggi Kursi

Terakhir, tinggi atau tidaknya kursi juga harus diatur sesuai dengan postur tubuh. Posiskan kursi hingga pinggul sejajar dengan lutut dan angkat kursi lebih tinggi jika Anda tidak dapat melihat dengan jelas kaca depan. Sebaiknya jangan mengemudi dengan pinggul lebih rendah dari lutut Anda karena akan menyumbat peredaran darah ke kaki.

Beda Posisi Duduk Saat Malam Hari

Selain mengatur posisi duduk, perhatikan juga waktu mengemudinya karena menurut Rifat saat mengemudi malam hari perlakuannya sedikit berbeda. Memang menurut survey pengemudi di Indonesia yang berkendara pada siang hari mendominasi sebesar 80%.

“Jadi mengemudi di malam hari harus memperhatikan sudut tikungan dan harus merasakannya dengan jelas. Kalau di siang hari pengaturannya sudah pas, tapi di malam hari visibilitasnya berbeda sehingga harus ada penyesuaian sedikit, paling tidak menyesuaikan jok sekitar 1 atau 2 cm lebih tinggi ketika berkendara di malam hari untuk mendapatkan visibilitas yang tepat,” tutupnya.

Jika posisi duduk saat mengemudi sudah benar, maka Anda dapat merasakan kenyamanan selama di perjalanan. Namun yang paling penting jika terjadi kecelakaan dengan posisi duduk sudah benar bisa mencegah terjadinya cidera yang lebih fatal pada tubuh.

4 dari 4 halaman

Infografis Olahraga Benteng Kedua Cegah Covid-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.