Sukses

Toyota: Tidak Semua Orang Harus Kendarai Mobil Listrik untuk Atasi Perubahan Iklim

Menurut Toyota, tidak semua orang harus mengendarai kendaraan listrik baterai sebagai sarana untuk memerangai perubahan iklim.

Liputan6.com, Jakarta - Banyak orang bersemangat untuk mengurangi permasalah emisi gas buang di Bumi. Namun, tidak semua orang harus mengendarai kendaraan listrik baterai sebagai sarana untuk memerangai perubahan iklim.

Hal tersebut, disampaikan Kepala Ilmuwan Toyota Motor Corp, Gill Pratt dalam acara Reuters Event Automotive Summit 2021. Penegasan tersebut, sekaligus memperkuat pernyataan yang dibuat selama setahun terakhir oleh Presiden Toyota, Akio Toyoda.

Toyoda dan pejabat perusahaan lainnya mengatakan, kendaraan listrik akan memainkan peran yang lebih besar dalam mengurangi emisi. Tetapi solusi lain harus digunakan, seperti model hibrida Toyota atau kendaraan hidrogen.

Pada konferensi Kamis (21/10/2021), Pratt mengatakan, Toyota percaya pada keragaman drivetrains untuk memberi pelanggan alat yang berbeda untuk mengurangi CO2. "Bukan tugas kami untuk memprediksi solusi mana yang terbaik atau hanya mengatakan ini akan berhasil," katanya.

Selain itu, Pratt jjuga menambahkan, insentif pemerintah harus ditujukan untuk mengurangi emisi karbon, bukan memilih teknologi mobil mana yang merupakan cara terbaik untuk mencapai tujuan tersebut. Mengacu pada usulan larangan kendaraan mesin pembakaran internal (ICE), termasuk hibrida, sebagai sarana untuk mencapai tujuan tersebut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Rencana Toyota

Toyota termasuk di antara pembuat mobil besar yang mendukung pemerintahan Trump dalam upayanya untuk melarang California menetapkan persyaratan nol-emisinya sendiri. Tetapi, raksasa otomotif asal Jepang ini membatalkan dukungan itu pada awal tahun ini.

Toyota telah mengatakan berencana untuk menginvestasikan US$13,5 miliar hingga 2030 untuk pengembangan baterai kendaraan listrik. Tetapi sejauh ini, rencana untuk meluncurkan kendaraan listrik baterai (BEV) baru tampaknya relatif sederhana dibandingkan dengan pembuat mobil Amerika Serikat, seperti General Motors Co dan Ford Motor Co, yang menghabiskan sekitar US$30 miliar masing-masing hingga 2025 untuk menggemparkan lebih banyak jalur kendaraan listriknya.

3 dari 3 halaman

Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.