Sukses

Ini Alasan Ducati Belum Juga Bikin Motor Listrik

Ducati gagal memenuhi janjinya untuk segera menghadirkan motor listrik.

Liputan6.com, Jakarta - Ducati gagal memenuhi janjinya untuk menghadirkan motor listrik. Hal itu merujuk pada pernyataan CEO Ducati, Claudio Domenicali yang mengonfirmasi segera memulai produksi kuda besi ramah lingkungan pertamanya pada 2019.

Ia juga menyatakan bahwa "masa depan adalah listrik". Namun nyatanya, hingga pabrikan Italia itu belum juga membuat purwarupa motor niremisi yang sempat digembar-gemborkan itu. 

Pada akhir bulan lalu, VP penjualan global Ducati dan anggota dewan, Francesca Milicia buka suara. Ia menginformasikan kalau gagasan sepeda motor listrik Ducati bisa datang kapan saja. Meski model itu tidak ada dalam rencana perusahaan.

“Akankah kami segera memproduksi Ducati listrik? Tidak. Kami masih berfokus pada jenis mesin yang diproduksi sekarang. Sepeda motor listrik tidak dapat menjamin kesenangan, jarak tempuh, bobot, yang diharapkan para pengendara Ducati di seluruh dunia,” katanya.

Ducati punya alasan. Mereka mengatakan yang perlu dicermati dari motor listrik adalah perkembangan komponen pendukung, seperti baterai dan kemampuan motor penggerak.

Hal itu menjadi pertimbangan utama agar dapat mempertahankan keunggulan tradisional yang dimiliki motor-motor Ducati.

Mereka tidak ingin peralihan ke kuda besi niremisi justru mengorbankan performa dan ketangguhan yang selalu ditawarkan oleh motor-motor buatan Bologna. Ya, menurut mereka baterai menjadi penghalang utama.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Alasan CEO

Buntut dari komentar Francesca, sang CEO akhirnya ikut menguatkan alasan mengapa pabrikan asal Italia tidak membuat kemajuan apapun untuk produksi motor listrik.

“Katakanlah saat ini kerumitan utama pembuatan sepeda motor listrik dengan performa dan otonomi tinggi terletak pada baterai. Jadi kami mengikuti dengan penuh perhatian evolusi komponen ini. Dan saat ini kami sedang mengevaluasi berapa jumlah energi yang dapat disimpan dalam baterai."

Klaim Domenicali bahwa baterai lithium-ion belum cukup canggih untuk menyediakan energi dan kinerja yang cukup.

Selain itu, alat penghimpun daya yang ada sekarang bobotnya terbilang berat. Oleh karena itu, diperlukan kompromi antara otonomi dan ukuran baterai.

Sumber: Oto.com

3 dari 3 halaman

Infografis Awas Lonjakan Covid-19 Libur Lebaran

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.