Sukses

Jadi Fitur Kekinian, Begini Sejarah Daytime Running Light

Bagi mobil modern, terlebih yang memiliki harga cukup mahal kini sudah banyak dilengkapi lampu berjenis daytime running light atau DRL

Liputan6.com, Jakarta - Bagi mobil modern, terlebih yang memiliki harga cukup mahal kini sudah banyak dilengkapi lampu berjenis daytime running light atau DRL. Ya, fitur ini menjadi salah satu teknologi keselamatan yang sudah menjadi tren di industri otomotif dunia.

Namun, tahukah Anda apa itu DRL, apa fungsinya, dan mengapa ia menjadi penting?

Sebelum membahas itu, ada baiknya mengetahui konteks popularitas DRL. Menurut laman powerbulbs.com, DRL menjadi populer di negara-negara Eropa sebelah utara pada 1970an. Di sana, cahaya matahari relatif sedikit, terutama di musim dingin.

Cahaya matahari yang tidak cukup membantu di siang hari, mengharuskan mobil menambah perangkat pencahayaan baru, tetapi yang berbeda dengan headlamp biasa. Maka, dibuatlah DRL, yang sederhananya, adalah fitur penerangan khusus di siang hari.

Riset menunjukkan, penambahan lampu sorot di siang hari ini, sejak 1970an, efektif mengurangi kecelakaan. Karena itu pula daytime running light cepat populer. Bahkan, lampu ini sempat dilarang dipakai di Amerika Serikat (AS), dan Inggris. Tapi toh pelarangan itu sementara.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Beda dengan Lampu Utama

Bahkan sejak 2011, di Eropa sana semua mobil baru harus dilengkapi dengan DRL.Berbeda dengan lampu utama biasa, sinar yang keluar dari DRL cukup redup. Namun begitu, DRL tetap dianggap mampu meningkatkan visibilitas, baik mengendara mobil ataupun pengguna jalan lain, termasuk para pejalan kaki.

Lampu DRL akan meredup secara otomatis ketika hari sudah malam dan lampu utama sudah dihidupkan. Dari segi jangkauannya, biasanya DRL berkisar antara 5-10 meter.

 

3 dari 4 halaman

Aftermarket

Di Indonesia, selain sebagai standar, DRL juga dapat ditemukan dengan mudah di pasar aftermarket. Tapi yang jadi masalah, DRL aftermarket dengan pabrikan berbeda. DRL aftermarket kerap tidak punya fungsi meredup otomatis.

Selain itu, DRL aftermarket juga kadang ada yang lebih kuat sinarnya ketimbang lampu utama. Kalau begini, alih-alih menyelamatkan, ia justru bisa membahayakan pengguna jalan lain.

4 dari 4 halaman

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini