Sukses

Mesin Mungil Koenigsegg Sanggup Muntahkan Tenaga 599 TK

Nama Koenigsegg sangat identik dengan supercar bertenaga buas. Bahkan, mesin mungil yang baru diciptakannya pun memiliki tenaga dahsyat.

Liputan6.com, Jakarta - Nama Koenigsegg sangat identik dengan supercar bertenaga buas. Bahkan, mesin mungil yang baru diciptakannya pun memiliki tenaga dahsyat.

Koenigsegg berhasil menciptakan mesin tiga silinder bertenaga ekstra besar dijuluki ‘The Friendly Giant’ (TFG). Unit ini merupakan jantung ‘megacar’ hybrid Gemera yang direncanakan mulai produksi pada 2022. Dengan kapasitas hanya 2.000 cc, ekstraksi daya diklaim mencapai 608 PS (599Tk) /600 Nm. Memang ada bantuan twin-turbo, namun teknologi pada jeroan turut menjadi pemeran utama kehebatan TFG.

Jika melihat isi kepala silinder TFG, dipastikan tidak akan menemukan noken as sebagaimana mesin mobil pada umumnya. Ia menganut teknologi anyar Freevalve sehingga tiap klep dapat bergerak secara individu. Sistem menggunakan tekanan udara untuk mendorong klep, dan kemudian posisi terbuka ditahan oleh electro-hydraulic – yang juga meredam gerakan katup.

Metode seperti ini memberikan banyak keuntungan bagi performa dan efisiensi. Udara dapat masuk ruang bakar lebih lancar karena katup dapat terbuka lebih cepat – tidak menyesuaikan profil cam. Otak mesin (ECU) mengatur tiap klep. Memberikan fleksibilitas penyesuaian udara masuk dan keluar mulai dari timing antara intake dan exhaust, berikut durasi dan sejauh mana klep akan membuka.

Fleksibilitas tadi tentu dapat menciptakan sikap mesin berbeda. Bayangkan seperti kepribadian bipolar namun mampu dikendalikan sesuai kebutuhan. Di satu saat bisa menghasilkan karakter buas bak mengenakan camshaft kompetisi, di waktu lain dapat pula bersikap jinak seperti sebuah mobil irit BBM. Satu silinder juga dapat dinonaktifkan sepenuhnya agar semakin irit.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Twin-Turbo

Belum lagi teknologi dieksploitasi untuk mengatur putaran twin-turbo. Meski tiga silinder saja, turbonya ada dua unit bergerak secara bertahap. Pembagian giliran memutar bukan mengandalkan valve pada pipa turbo. Tiga dari enam klep exhaust didedikasikan untuk menggerakkan masing-masing turbin, dan freevalve berperan untuk membagi semburan. Melansir kanal YouTube Engineering Explained, putaran gas buang ini dikonversi jadi tekanan udara tambahan ke intake sampai 29 psi.

Paduan antara Freevalve dan twin-turbo menghasilkan output fantastis untuk ukuran mesin tiga silinder 2.000 cc. Seperti disebutkan di awal, ekstraksi mesin konvensionalnya sanggup menorehkan 608 PS (599Tk) dengan torsi puncak 600 Nm. Fantastis bukan? Gemera belum selesai sampai disitu bila bicara urusan tenaga. Disokong tiga motor listrik, ekstraksi total sanggup menorehkan angka 1.724 PS (1.700Tk) dengan momen puntir 3.500 Nm. Itulah mengapa ia masuk kategori megacar.

 

3 dari 4 halaman

Lebih Irit

Kembali ke TFG, meski berpotensi kuat bukan berarti boros atau sangat berpolusi. Konsumsi bahan bakar diklaim 15-20 persen lebih irit ketimbang mesin direct-injection 2.000 cc. Emisi pun 60 persen lebih bersih dari mesin tiga silinder biasa dengan camshaft. Bahkan disebutkan sebagai CO2 neutral jika meminum bahan bakar berbasis alkohol generasi kedua yang terbaharui. 

Sumber: Oto.com

4 dari 4 halaman

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini