Sukses

Kapan Wuling Bikin Model yang Dikembangkan Khusus untuk Indonesia?

Selama ini Wuling menghadirkan produk untuk Indonesia yang masih satu basis dari model yang sudah ada di Negeri Tirai Bambu.

Liputan6.com, Jakarta - PT SGMW Indonesia (Wuling Motors) baru saja merayakan 1.000 hari keberadaannya di Indonesia. Berbagai pencapaian telah diraih oleh pabrikan asal Cina ini, mulai dari penjualan, layanan purna jual, menghadirkan teknologi baru, serta secara perlahan menghapus stigma bobroknya mobil Tiongkok.

Selama ini, produk yang diniagakan Wuling di Indonesia masih satu basis dari model yang sudah ada di Negeri Tirai Bambu. Sebut saja Confero, yang mengambil dari basis Hongguang, kemudian Cortez dari Baojun 370, serta Almaz yang berdasarkan dari Bjoun 530.

Hal tersebut bisa dibilang wajar, toh Wuling memang didukung dengan usaha patungan dari beberapa pabrikan besar, seperti General Motors (GM), Automotive International Corporation (SAIC) dan Guangxi Automoile Group (Wuling).

Tapi, tidak lengap rasanya, jika Wuling sendiri tidak mengembangkan produk yang benar-benar rasa lokal alias 100 persen dikembangan dari awal untuk pasar Indonesia.

Toh, selama ini, sepanjang kurang lebih tiga tahun di Tanah Air, Wuling Motors sedikit banyak sudah mampu menghadirkan produk yang cukup sesuai dengan kebutuhan konsumen.

Menjawab hal tersebut, Product Planning PT SGMW Wuling Indonesia, Danang Wiratmoko menjelaskan jika pengembangan model 'rasa lokal' sudah dilakukan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Hambatan

Pasalnya, semua produk Wuling yang sudah dipasarkan hingga saat ini, sampai level tertentu memang dikhususkan untuk pasar Indonesia.

"Salah satu tujuannya, terus menambah komponen lokal, dan arahnya suatu ketika kita bisa bikin produk tersebut (rasa lokal)," jelas Danang.

Namun, hingga tahun ketiga Wuling berada di Indonesia, memang belum bisa langsung menjadikan sebuah mobil yang benar-benar dikembangkan dari nol untuk pasar nasional. Ada beberapa hambatan yang memang belum bisa terselesaikan di dalam negeri.

"Contohnya, seperti desain center kita belum ada, lalu powertrain development yaitu mesin dan transmisi masing menggunakan aset headquarter. Sedikit demi sedikit, lokal konten akan kita tambah, dan tujuannya membuat produk yang benar-benar dari Indonesia," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini