Sukses

Kembangkan Smart Listrik, Mercy Gandeng Pabrikan Tiongkok

Menjalin kerjasama dengan Zhejiang Geely Holding Group, pabrikan otomotif asal Jerman, Mercedes-Benz siap menghadirkan mobil listrik bermerek Smart. Hal itu diungkapkan salah satu pejabat Daimler AG seperti dilansir Car and Bike, Senin (13/1/2020).

Liputan6.com, Jakarta - Menjalin kerjasama dengan Zhejiang Geely Holding Group, pabrikan otomotif asal Jerman, Mercedes-Benz siap menghadirkan mobil listrik bermerek Smart. Hal itu diungkapkan salah satu pejabat Daimler AG seperti dilansir Car and Bike, Senin (13/1/2020).

Memiliki kapasitas produksi hingga 150.000 unit setiap tahun, mobil ini diharapkan mampu memeriahkan pasar kendaraan ramah lingkungan di Cina dan Jerman.

Wakil Presiden Eksekutif Daimler Cina, Leng Yan mengatakan, Geely dan Mercedes-Benz siap melakukan investasi masing-masing 2,7 miliar yuan atau setara Rp 5,3 triliun.

Berbasis di Cina, mobil listrik Smart siap menyasar pasar kendaraan electrik premium karena memiliki beragam fitur canggih.

Seperti Mercedes-Benz, merek Smart merupakan kendaraan di bawah naungan Daimler. Kabarnya pabrik Smart akan berada di kota Ningbo, Cina Timur.

Sebagai informasi, Geely memiliki 9,7 persen saham Daimler sedang membangun pabrik mobil di Xian berdasarkan dokumen di websitenya. Bermitra dengan BAIC Group, Daimler memiliki rencana membuat Mercedes-Benz di Beijing.

Terkait penjualan secara global, Smart diklaim mampu menjual 116.800 kendaraan di seluruh dunia sepanjang tahun 2019.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Canggih, Mercedes Benz Kembangkan Baterai Mobil Listrik Berbahan Air Laut

Biasanya baterai mobil listrik berbahan kobalt dan nikel. Namun, Mercedes-Benz sedang mengembangkan teknologi baterai yang berbeda.

Bekerja sama dengan IBM Research, Mercedes-Benz kini sedang menyiapkan baterai untuk mobil listrik yang revolusioner. Dilansir Zing, IBM mengatakan bahwa baterai baru itu lebih baik daripada lithium-ion, setidaknya untuk saat ini.

Baterai tersebut memiliki kelebihan, seperti ongkos produksi yang tak banyak, kapasitas, efisiensi, dan keamanan. Kelebihan itu, disebutkan IBM didapatkan dari penggantian nikel dan metal berat lain yang ada pada lithium-ion dengan ekstrak air laut.

Selain mengurangi biaya produksi, cara ini juga disebut bisa membantu mengurangi toksisitas lingkungan. Selain itu, baterai ini juga diklaim memiliki tingkat debit dan laju pengisian yang lebih cepat ketimbang baterai lithium-ion.

Tak jelas bagaimana Mercedes-Benz akan menerapkan teknologi IBM itu untuk mobil listrik EQ. Hanya saja, baterai ini sepertinya akan menjadi jalan keluar Mercedes-Benz untuk bisa bersaing di segmen mobil listrik.

Pasalnya, meski memiliki nama besar, mobil listrik Mercedes-Benz belum setenar mobil konvensional pabrikan Jerman tersebut. Hanya Mercedes-Benz EQC 400 4MATC yang dianggap paling menonjol saat ini.

Mobil listrik bertenaga 400 hp ini juga sebetulnya berorientasi pada kemewahan, bukan efisiensi. Rencananya,  Mercedes-Benz akan memperluas jangkauan EQ menjadi 10 model pada tahun 2022.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.