Sukses

Jika Gejala-Gejala Ini Muncul, Berarti Sudah Waktunya Turun Mesin

Salah satu jenis perbaikan yang ditakuti pemilik kendaraaan bermotor adalah overhaul atau turun mesin. Perbaikan dengan kategori berat ini selain merogoh kocek cukup dalam juga memakan waktu yang lama.

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu jenis perbaikan yang ditakuti pemilik kendaraaan bermotor adalah overhaul atau turun mesin. Perbaikan dengan kategori berat ini selain merogoh kocek cukup dalam juga memakan waktu yang lama.

Overhaul biasanya dilakukan dengan membongkar mesin dan pemeriksaan komponen. Tujuannya untuk mengembalikan performa mesin.

Selain waktu pengerjaan lama, overhaul tentu saja menguras isi kantong karena banyak komponen kendaraan yang harus diganti.  

Sebenarnya proses turun mesin diajurkan untuk dilakukan agar performa mesin bisa kembali. Dianjurkan mobil dibongkar mesin per 150 ribu km.

Tapi, bukan tak mungkin mobil sudah perlu melakukan turun mesin sebelum mencapai angka ini. Ada empat gejala yang membuatmu harus mempertimbangkan untuk turun mesin, dikutip dari laman resmi Suzuki, Selasa (7/1/2020).

Pertama, knalpot mengeluarkan asap putih. Saat knalpot mengeluarkan asap putih, itu tandanya ada oli yang masuk ke dalam ruang bakar.

Masuknya oli ke ruang bakar mesin umumnya disebabkan oleh ring piston yang aus atau baret pada boring piston.

Kedua, mesin pincang akibat busi berkerak. Mesin pincang bisa Anda rasakan ketika performa mesin mengalami penurunan, suara mesin yang aneh, brebet ketika berakselerasi, dan penurunan rpm di putaran mesin tinggi.

Salah satu penyebab mesin pincang adalah busi yang sudah tidak lagi bekerja maksimal atau mengalami penurunan percikan api. Hal ini bisa disebabkan oleh adanya kerak yang menumpuk akibat oli yang naik hingga ke busi.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Gejala Lain

Ketiga, oli berkurang drastis. Mesin yang sudah 'memakan' oli juga bisa dilihat dari jumlah oli yang berada di mesin.

Kamu bisa menggunakan dipstick untuk melihat level oli, apakah sudah melewati ambang batas minimal atau belum.

Keempat, suhu mesin sering panas.Tidak hanya kerusakan pada sistem pendinginan, suhu mesin yang kerap berada di batas overheat juga bisa menandakan adanya kebocoran kompresi.

Hal tersebut dapat disebabkan oleh packing kepala silinder yang sudah getas.

Ini menyebabkan air radiator terus berkurang karena masuk ke ruang bakar dan akhirnya membuat suhu mesin menjadi lebih panas bahkan bisa berisiko besar mengalami overheat.

Sumber: Dream.co.id

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.