Sukses

Digitalisasi SPBU di Tol Trans Sumatera Butuh Sinyal Internet

Agar digitalisasi Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Tol Trans Sumatera bisa diterapkan, Pertamina menanti operator telekomunikasi untuk memperkuat sinyal internet.

Liputan6.com, Jakarta Agar digitalisasi Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Tol Trans Sumatera bisa diterapkan, Pertamina menanti operator telekomunikasi untuk memperkuat sinyal internet.

Hal itu dikarenakan sinyal internet di Tol Trans Sumatera sepanjang Lampung hingga Palembang masih mengalami kendala. Pertamina pun telah berkordinasi dengan operator tekomunikasi untuk membangun tower pemancar sinyal.

"Kendalanya ini perlu juga kita koordinasi sepanjang jalan tol Bakauheni Lampung BTS-nya lebih kuat," kata Komisaris Pertamina Condro Kirono, seperti dilansir kanal Bisnis Liputan6.com.

Menurut Condro, dengan sinyal internet yang kuat akan memudahkan Pertamina menerapkan transaksi nontunai pada SPBU yang ada di Tol Trans Sumatera, kedepan Pertamina akan memperluas program tersebut.

‎"Karena ke depan ada cashless yang membutuhkan jaringan supaya transaksinya bisa lancar," tuturnya.

Condro mengungkapkan, transaksi nontunai merupakan bagian dari digitalisasi SPBU, sebelum program tersebut diterapkan Pertamina akan melakukan sosialisasi dan memastikan sinyal internet kuat.

"Ya (digitalisasi), nanti kita masih sosialisasikan. Kita pastikan jaringannya sudah kuat belum," tandasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Digitalisasi 5.518 SPBU Pertamina Diharapkan Selesai Juni 2020

PT Pertamina (Persero) telah menerapkan digitalisasi pada Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Langkah ini agar pencatatan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang disalurkan bisa lebih rinci.

Direktur Pemasaran Retail Pertamina Mas’ud Khamid mengatakan, SPBU yang sudah menerapkan digitalisasi dan dapat dimanfaatkan datanya ada sejumlah 2.378 SPBU dari target 5.518 SPBU.

“Dari semua itu ada 24.346 tanki penyimpanan yang harus diintegrasikan dengan sensor ATG (Automatic Tank Gauge)," kata Mas’ud, di Jakarta, Rabu (18/12/2019).

Sementara itu untuk menerapkan pembatasan penjualan per nomor kendaraaan, instalasi EDC harus selesai semua terlebih dahulu dengan target 23.580 EDC yang harus terpasang.

Menurut Mas'ud, untuk menerapkan teknologi tersebut, Perlu ada perubahan budaya dari masyarakat dengan membayar terlebih dahulu sebelum mengisi BBM agar profil pengguna dapat teridentifikasi menggunakan EDC.

Agar dapat diperoleh data profile pengguna BBM, Pertamina meminta agar ada surat edaran dari BPH Migas untuk mengatur tata cara penjualan BBM di SPBU.

"Serta menggunakan cashless untuk dapat dibatasi konsumsi BBM” tambah Mas'ud.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini