Sukses

Bahaya, Jangan Pernah Mencium Aroma Mobil Baru Lagi

Bagi pemilik mobil baru, mungkin ada yang suka mencium aroma kabin kendaraan yang baru tiba di garasi rumah. Sebaiknya pikir-pikir lagi kalau melakukannya.

Liputan6.com, Jakarta - Bagi pemilik mobil baru, mungkin ada yang suka mencium aroma kabin kendaraan yang baru tiba di garasi rumah. Aromanya memang cukup khas, dan bagi yang gemar menciumnya akan dilakukan sering kali.

Namun, tahukah Anda jika bau tersebut ternyata berbahaya karena mengandung zat yang beracun?

Dalam sebuah studi yang dilakukan organisasi nirlaba Ecology Center dan HealthyStuff.org, menemukan bahwa bau yang unik tersebut sebetulnya merupakan udara beracun yang berasal dari bahan kimia yang digunakan untuk membuat interior mobil baru.

"Penelitian menunjukkan bahwa interior mobil mengandung ratusan zat kimia beracun yang berukuran sangat kecil," ujar Jeff Gearhart, Direktur Penelitian Ecology Center, sebagaimana dikutip dari CBS News.

Para peneliti di Ecology Center kemudian meneliti lebih dari 200 unit mobil baru yang paling populer pada 2011 dan 2012. Mereka meneliti bahan kimia pada bagian interior seperti roda kemudi, dashboard, dan kursi.

Hasilnya, lebih dari 275 bahan kimia yang berbeda ditemukan di interior. Beberapa di antaranya adalah bromin dari brominated flame retardants (BFR) yang berguna agar plastik tidak mudah terbakar.

Ada pula polyvinyl chloride (PVC) yang digunakan di bagian kaca depan dan bahan-bahan logam.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pabrikan mulai mengurangi

Para peneliti mengatakan bahwa paparan BFR bisa hasilkan efek samping tiroid, gangguan memori dan belajar, penurunan kesuburan, hingga perubahan perilaku.

Sementara bahan kimia phthalates yang terdapat pada PVC bisa buat kesuburan menurun, masalah pada hati, testis, tiroid, ovarium, ginjal, dan darah.

Pabrikan mobil bukannya tidak menyadari hal ini. Menurut para peneliti, mereka mulai mengurangi penggunaan zat-zat berbahaya ini.

"Sejak pertama kali mulai pengujian pada 2006, kami melihat adanya peningkatan. Kita tahu ada kecenderungan menuju interior sehat," tutup Jeff.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini