Sukses

Liburan Nataru Keluar Kota, Mobil Perlu Ganti Busi?

Momen libur Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 bisa dimanfaatkan untuk berlibur keluar kota bersama keluarga menggunakan mobil pribadi.

Liputan6.com, Jakarta - Momen libur Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 bisa dimanfaatkan untuk berlibur keluar kota bersama keluarga menggunakan mobil pribadi.

Segela persiapan perlu dilakukan, terutama kendaaraan. Mobil yang tidak diservis sebelum menempuh perjalanan panjang berisiko mengalami gangguan di jalan. Begitu juga busi. Mengganti busi baru tanpa dibarengi servis kendaraan maka kinerjanya bisa tidak optimal.

Menurut Diko Oktaviano, Technical Support PT Busi NGK Indonesia busi standar pabrikan dianjurkan untuk digunakan. Jika tidak menggunakan busi yang dianjurkan, sebaiknya diganti.

"Kalau pakai busi lain, sebaiknya kembalikan ke kondisi spesifikasi sesuai standar rekomendasi pabrikan. Sering-sering deh rawat kondisi mesin dengan hanya mengecek kondisi busi untuk tahu gejala yang terjadi pada mesin kendaraan," buka Diko.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Upgrade Busi

Namun bila melihat jarak tempuh yang cukup jauh dan lama, Diko menyatakan tidak ada salahnya meng-upgrade busi ke logam mulia, seperti platinum atau iridium.

"Untuk berkendara ke luar kota yang jauh dengan waktu dan jarak yang lama baiknya sih busi di-upgrade ke tingkat panas atau ganti ke logam mulia seperti platinum atau Iridium. Tapi itu semua tidak ada artinya kalau mesin tidak diservis dengan baik sebelum atau sesudah perjalanan jauh," terangnya.

Sebenarnya, kata Diko, memakai busi yang sesuai dengan spesifikasi mesin pabrikan saja sudah cukup. Jika busi bawaan standar mobil adalah nikel maka pakai nikel dan diperbolehkan upgrade sampai yang tertinggi.

"Tapi kalo busi bawaannya sudah logam mulia seperti platinum, iridium atau laser Iridium sangat tidak dianjurkan untuk downgrade ke nikel standar karena mesin akan sulit adaptasi dengan cara kerja busi yang lambat pertumbuhan apinya (standar nikel)," paparnya lagi.

 

3 dari 3 halaman

Jangan Ganti Busi Sembarangan 

Yang dilarang adalah mengganti busi sembarangan. Melawan aturan pabrik atau bertolak belakang dari yang direkomendasikan, apalagi kendaraan dipakai dalam rute tempuh yang panjang.

"Salah pakai busi dalam hal dimensi bisa berakibat fatal. Mesin bisa rusak karena menabrak nabrak piston, nabrak klep dan sebagainya. Kalau salah fitur, seperti celah besar, celah kecil, projected dan lain-lain bisa berakibat turun performa atau kondisi engine tidak stabil," bebernya.

Menurut Diko sama seperti komponen lain, busi juga punya umur pakai. Untuk mobil rata-rata 20.000 - 40.000 km sudah harus ganti. Jika dipaksa terus digunakan tenaga berkurang dan kerak karbon menumpuk sehingga busi gampang mati dan mobil jadi banyak masalah di mesin

"Tanda-tanda yang paling gampang kita rasakan, misalnya starter jadi sulit, low power, low torsi, apalagi kondisi tanjakan. Tanpa kita sadari konsumsi bahan bakar jadi boros," pungkasnya.

Sumber: Otosia.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini