Sukses

Pertama di Dunia, Honda Revo Ini Bisa Pakai Bensin, Listrik dan Gas

Deni Kusumawan, mahasiswa semester 5 jurusan Teknik Otomotif di Politeknik Manufaktur Astra membuat sepeda motor bebek yang bisa memanfaatkan sumber daya BBM, listrik, dan gas.

Liputan6.com, Jakarta - Deni Kusumawan, mahasiswa semester 5 jurusan Teknik Otomotif di Politeknik Manufaktur Astra membuat sepeda motor bebek yang bisa memanfaatkan sumber daya BBM, listrik, dan gas.

Honda Revo AT-nya ini dipasangi motor listrik, punya tabung gas, dan bisa lari sampai sekitar 80 km/jam, sementara khusus baterai saja bisa 30 km/jam.

Satu cerita uniknya, motor ini dibangun juga dari barang-barang bekas. Motor listriknya diperoleh dari tukang loak, dan beberapa part pun dimodifikasi agar sesuai dengan apa yang ada di sepeda motor bebek.

"Saya beli nyicil. Motor listrik BLDC (brushless DC) saja saya beli bekas, di tukang rongsok. Ukuran 10 inci, saya lubangi supaya bisa untuk roda 17 inci (ukuran bebek)," ujarnya.

Pria asal Magetan, Jawa Timur, yang sebelumnya membuat bebek Honda Grand versi injeksi itu punya alasan tersendiri mengapa akhirnya menciptakan motor dengan tiga sumber daya.

"Saya kepikiran tambah jenis bahan bakar. Bensin kan makin ke sini makin tipis, emisi juga tinggi, jadi kepikiran bahan bakar gas. Konversikan ini caranya seperti apa saya pikir. Kan ada dua cara. Disemprotkan dengan injeksi. Kan dari cairan, disemprotkan masih cair, tetapi keluarnya gas," ujarnya soal sistem suplai gas di motor tersebut.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Cara Kerja

Honda Revo AT-nya itu punya tambahan tabung gas untuk menyimpan bahan bakar. Sementara pembagian kerja antara bensin dan gas atau dari dua selang berbeda diatur oleh katup solenoid.

Untuk penggunaan energi listrik motor, ia menambahkan motor listrik BLDC berdaya 500 Watt dengan baterai litium 48 volt 12 ampere yang dapat dipakai untuk menempuh sekitar 25 km.

Sistem regeneratif braking yang dayanya diambil dari kerja mesin bensin kemudian diterapkan untuk pengisian daya, di samping bisa juga pengisian daya baterai lewat listrik rumah selama 3 jam.

"Proses pengerjaan 3-4 bulan. Kan saya sambil PKL, ini baru dikerjakan kalau hari Minggu," tambahnya lagi.

Soal baterai, ia memanfaatkan tipe yang sama yang ada di laptop ataupun baterai vapor yang kemudian dirangkai. Jika sudah full, katanya, baterai akan stop charge. Sebab jika overcharge bisa terbakar.

 

3 dari 3 halaman

Berawal dari Cerita Pahit

Untuk urusan terbakar, Deni pernah kehilangan sejumlah part dari motor ciptaannya. Jadi, cerita manis ini memang berawal dari cerita pahit.

"Wiring pernah kebakar, ECU rusak, pengontrol rusak, itu bikin baru semua. Ya saya bangkit lagi, kumpulkan uang lagi, bikin lagi," kata dia.

Kini, motornya cukup memadai untuk digunakan di jalan, apalagi dengan pemanfaatan berbagai sumber daya, yang katanya bisa diatur sambil jalan.

"Satu jam perjalanan motor bisa menambah 5 km untuk elektrik. Kalau di motor biasa kan proses dengan bensin ini terbuang sia-sia, jadi dimanfaatkan. Sewaktu-waktu habis bahan bakarnya, saya bisa pindahkan suplai bahan bakar sambil berjalan, pindah daya," kata dia yang mengatakan kalau motor ini sudah didaftarkan untuk mendapatkan paten.

Sumber: Otosia.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini