Sukses

Memasuki Musim Hujan, Ini Tips Menghindari Aquaplanning di Jalan

Bagi pengendara mobil atau motor, ancaman terbesar saat musim hujan adalah aquaplanning atau hydroplanning yang bisa menjadi penyebab kecelakaan

Liputan6.com, Jakarta - Bagi pengendara mobil atau motor, ancaman terbesar saat musim hujan adalah aquaplanning atau hydroplanning yang bisa menjadi penyebab kecelakaan. Maka dari itu, saat sudah musim hujan, pemilik roda empat atau roda dua wajib mempersiapkan segala sesuatunya, baik itu kondisi kendaraan ataupun fisik badan sendiri.

Dijelaskan Adrianto S Wiyono, Instruktur Indonesia Defensive Driving Centre (IDDC), jika sudah mengalami aquaplanning, pengemudi tidak akan bisa berbuat apa-apa. Jadi, paling tidak pengendara harus mengantisipasi hal tersebut dari awal.

"Ban harus sudah oke, kendaraan juga tidak cepat rusak karena hujan, kemudian dari sisi pengemudi juga harus diperhatikan, karena kita dalam kondisi fit atau tidak saat berkendara di musim hujan," jelas Adrianto, saat berbincang dengan Liputan6.com, di bilangan Kuningan, Jakarta Selatan, belum lama ini.

Lanjutnya, sebelum mengalami aquaplanning, pengemudi bisa melakukan sesuatu, seperti mengurangi kecepatan, sebelum berkendara pastikan ban dalam kondisi baik, tekanan ban sesuai, dan pastikan kembangan ban masih bisa membelah air dengan sempurna.

"Kita harus sudah jaga-jaga atau waspada menghadapi segala sesuatu, terlebih saat kondisi jalan basah. Karena dalam kondisi sedarurat apapun, jangan sampai kita mengalami aquaplanning," tegasnya.

Terakhir yang perlu diperhatikan pengendara, adalah tapak ban masih baik, dan di atas TWI atau tread wear indicator. Jika ban sudah di bawah TWI, dan memasuki musim hujan, sebaiknya lakukan penggantian ban.

Saksikan Video Pilihan Berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tiga hal yang memicu kecelakaan saat aquaplanning

Ada tiga hal yang memicu terjadinya kecelakaan saat kondisi hydroplanning. Dari sisi mobil, bisa saja kecepatannya yang terlalu tinggi saat melintasi genangan, sehingga tapak ban tak sanggup memecah air dengan maksimal.

Tapak ban yang sudah menipis atau tekanan angin tidak tepat, serta reaksi tidak tepat dari sang pengemudi itu sendiri juga bisa memperburuk keadaan. Reaksi yang berlebihan biasanya malah membuat situasi semakin kacau.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.