Sukses

Modus Pemilik Mobil Mewah Merusak Kendaraan Sendiri Demi Dapatkan Klaim Asuransi

Ada saja kelakuan pemegang polis asuransi untuk mendapatkan dana segar. Salah satunya dengan merusak atau menghilangkan kendaraannya sendiri.

Liputan6.com, Jakarta - Beredar kabar ada pemilik mobil mewah yang sengaja merusak kendaraannya sendiri demi mendapatkan hak atas klaim asuransinya. Modusnya beragam, dan salah satunya kecelakaan, mobil hilang dan dibawa kabur oleh sopir.

Dijelaskan Communication & Event Manager PT Asuransi Astra Buana, kejadian penipuan ini memang belum pernah terjadi di Garda Oto. Namun, jika kasus pertambahan klaim yang tidak sesuai memang kerap terjadi.

"Biasanya itu kerjasama oknum surveyor dan bengkel. Jika itu terjadi, akan kena semua sesuai dengan polis standar asuransi kendaraan bermotor Indonesia (PSAKBI)," jelas Iwan saat dihubungi Liputan6.com, Minggu (20/10/2019).

Namun, jika kasus perusakan mobil oleh si pemilik, itu terdengar aneh karena mobil sebelumnya sudah dalam keadaan benar. Bahkan, klaim asuransinya belum tentu diterima, jika dalam proses survei ditemukan kejanggalan karena di Garda Oto sendiri, survei dilakukan oleh pihak internal dengan sangat detail.

"Kalau pemeriksaannya detail, ya harus detail. Karena kan berhubungan dengan bisa diklaim atau tidak. Biasanya, jika dari kasus yang sering terjadi, itu oknum bengkel, karena ketidaktahuan konsumen. Mungkin si bengkel ingin menjual head lamp misalkan, jadi yang diklaim goresan bodi, tapi ditambah kerusakan lampu, kan konsumen tahunya mobilnya beres," tegasnya.

* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pengumpulan Klaim

Sementara itu, kasus penipuan ini sejatinya sangat kecil terjadi di Garda Oto. Pasalnya, perusahaan asuransi milik Astra Group ini, memiliki sistem learning, yang bisa membaca pola kejadian yang janggal, dan juga proses klaim dan survei dilakukan dengan ketat.

"Makanya, yang survei orang kita sendiri, foto juga ditandain. Tapi, yang cukup umum juga pengumpulan klaim, dari beberapa kejadian kerusakan seperti kecelakaan. Tapi kan sesuai survei lagi, dan kita pilah-pilah, pengajuan ini bisa mendapatkan berapa klaim," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.