Sukses

4 Mobil Ikonik Aston Martin Bergabung di Film James Bond Terbaru

Film ke-25 James Bond yang berjudul No Time To Die akan hadir tahun depan. Dalam filmnya, agen 007 tersebut sering menggunakan berbagai macam kendaraan untuk melakukan aksinya, salah satunya mobil Aston Martin.

Liputan6.com, Jakarta - Film ke-25 James Bond yang berjudul No Time To Die akan hadir tahun depan. Dalam filmnya, agen 007 tersebut sering menggunakan berbagai macam kendaraan untuk melakukan aksinya.

Dilansir Autoevolution, beberapa waktu lalu, terungkap bahwa sebanyak empat model kendaraan akan disumbangkan oleh pabrikan otomotif asal Inggris, Aston Martin. Menariknya, model yang digunakan berasal dari beberapa generasi mulai dari yang retro hingga keluaran terbaru.

Untuk kategori klasik, model paling tua dipegang oleh DB5 yang merupakan mobil Aston Martin keluaran tahun 1963. Kedua adalah V8 Vantage yang diproduksi antara tahun 1977 hingga 1989. Hanya dibuat sebanyak 534 buah, mobil ini mendapat julukan Britain's first supercar.

Di kelas modern terdapat mobil DBS Superleggera yang menggunakan mesin 5,2 L dan sepasang turbocharger yang mampu menghasilkan tenaga 725 tk dan torsi 900 Nm.

Mobil terakhir adalah Aston Martin Valhalla. Menggunakan mesin twin-turbocharged V6 dengan Kinetic Energy Recovery Systems (KERS), mobil ini mampu menghasilkan tenaga 986 tk. Valhalla baru akan menjalani produksi di akhir tahun 2021 dengan hanya sekitar 500 unit yang akan dibuat untuk pasar global.

Film ini sendiri digadang-gadang akan menjadi kali terakhir aktor Daniel Craig akan berperan sebagai James Bond.

Penulis: Khema Aryaputra

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Keren, Aston Martin Punya Program Konversi Listrik Mobil Klasik

Aston Martin memiliki program unik bagi pemilik mobil klasiknya. Yaitu program yang mengubah jeroan konvensional mobil klasik menjadi bertenaga listrik. Rencananya, program ini segera dijalankan pada 2019.

Hadirnya program konversi, membawa misi penting bagi Aston Martin. Mereka ingin menjaga warisannya tetap hidup dari regulasi di masa datang yang melarang keberadaan mobil klasik. Karena teknologi mesin lama yang sudah tak lagi ramah terhadap lingkungan. Tentunya hal semacam ini sangat menguntungkan bagi pemilik mobil Aston Martin model lama.

“Kami menyadari tekanan sosial dan lingkungan yang mengancam pembatasan penggunaan mobil klasik. Rencana Second Century kami tak hanya terfokus pada model baru dan mendatang, namun juga melindungi warisan berharga kami,” ucap Andy Palmer selaku CEO Aston Martin dalam keterangan resmi Aston Martin.

 

 
 

 

Aston Martin mengembangkan sistem mekanis elektrik yang disebut "cassette". Dinamakan begitu, karena mereka menginginkan komponen elektrik seperti motor dan baterai dapat disematkan ke dalam mobil klasik, tanpa harus melakukan modifikasi besar.  Seperti sistem 'plug-n-play' saja. Pengembangannya dikatakan menggunakan beberapa komponen penting dari Rapide E, mobil listrik pertama  Aston Martin yang dikabarkan segera meluncur.

Menariknya, sistem mekanis elektrik termasuk baterai telah dirancang agar dapat terpasang pada dudukan mesin dan gearbox orisinil kendaraan. Tujuannya, agar mesin konvensional dan komponen lainnya dapat dipakai kembali, kapan pun konsumen menginginkannya. Manajemen tenaga dioperasikan melalui layar khusus yang tersembunyi dalam interior kabin.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.