Sukses

4 Skutik Entry-level Pilihan untuk Wanita

Wanita yang memilih sepeda motor untuk sehari-hari bisa memilih skutik entry-level. Kenapa? Umumnya wanita memiliki postur tubuh lebih kecil dibanding pria, sehingga cocok untuk skutik mungil dengan bobot ringan.

Liputan6.com, Jakarta Wanita yang memilih sepeda motor untuk sehari-hari bisa memilih skutik entry-level. Kenapa? Umumnya wanita memiliki postur tubuh lebih kecil dibanding pria, sehingga cocok untuk skutik mungil dengan bobot ringan.

Selain itu, keuntungan lainnya adalah irit bahan bakar, bagasi luas, dan handling nyaman. Berikut ragam skutik pilihan yang cocok bagi mereka.

Honda Genio

Genio punya bobot paling ringan dibanding skutik di kelasnya. Berat kosongnya hanya 89 kg untuk tipe CBS dan 90 kg untuk versi CBS-ISS. Hal itu karena didukung oleh penggunaan frame (rangka) baru eSAF (enhanced Smart Architecture Frame). Teknologi frame dari Honda itu, membuat Genio lebih ringan, lincah dan nyaman dikendarai.

Kedua varian Genio, tidak memiliki perbedaan di sektor mesin. Jantung pacunya 110 cc, sanggup melepaskan tenaga maksimal 8,9 Tk di 7.500 rpm dan torsi 9,3 Nm di putaran 5.500 rpm. Dengan sistem injeksi PGM-FI dan teknologi mesin eSP, membuatnya lebih efisien terhadap penggunaan bahan bakar. Skutik ini tercatat mampu menempuh jarak 59,1 km per liter (fitur ISS on). Jika dengan kapasitas tangki 4,2 liter, maka ia sanggup dibawa hingga 248 km.

Bodinya ramping dan kompak dengan dimensi 1.860 x 629 x 1.061 mm (PxLxT). Jarak jok ke tanah bisa ditolerir oleh wanita, 740 mm. Dengan begitu, kaki dapat memijak tanah dengan baik. Step floor atau dek didesain luas, agar kaki pengendara perempuan bisa bergerak bebas.

Untuk menyesuaikan kebutuhan pengguna wanita, skutik ini dilengkapi ruang penyimpanan besar berkapasitas 14 liter. Bisa untuk menyimpan barang kebutuhan harian kaum hawa. Di dalam bagasinya juga disiapkan power charger. Total ada 11 varian warna yang ditawarkan. Harga untuk tipe CBS Rp 17,2 juta, dan tipe CBS-ISS Rp 17,7 juta on the road Jakarta.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Honda Beat eSP

Satu lagi produk Honda yang juga cocok digunakan wanita. Bobotnya cuma 92 kg (Tipe CW), 93kg (Tipe CBS dan CBS-ISS). Bodi yang ramping cukup pas bagi pengguna wanita. Memiliki panjang 1.856 mm, lebar 666 mm, tinggi 1.068 mm. Ukuran jarak jok ke tanah, sama dengan Genio. Jadi perempuan tidak perlu risau.

Tenaga mesin tidak beda jauh dengan Genio. Volumenya 108,2 cc, 4 Langkah, SOHC dengan pendinginan udara. Tenaga yang dihasilkan 8,6 Tk di 7.500 rpm dan torsi 9,01 Nm di putaran 6.500 rpm. Daya yang dihasilkan itu sudah cukup responsif untuk ukuran perempuan. Untuk menunjang keamanan, ia memakai CBS (Combi Brake System). Ada pula fitur ISS (Idling Stop System), untuk memperoleh hasil maksimal terhadap efisiensi bahan bakar. Dengan fitur itu, Honda Beat eSP mampu mencapai 59 km per liter (metode ECE R40).

Skutik kompak ini memiliki kapasitas u-box (utility box) sebesar 11 liter. Bisa menaruh barang dengan dimensi kecil, dompet maupun jas hujan. Area dek pijakan kaki cukup lega, membuat rasa berkendara jadi lebih nyaman. Harga yang ditawarkan untuk Beat eSP Rp 16 juta untuk tipe CW, Rp 16,2 juta untuk CBS dan Rp 16,7 juta on the road DKI Jakarta untuk versi CBS-ISS.

 

3 dari 4 halaman

Yamaha Mio S

Skutik garapan Yamaha, mengusung konsep “Smart and Sophisticated”. Lebih mengedepankan sisi dinamis dan tampilan yang simple. Secara umum, posisi riding terkesan anggun, sehingga cocok menjadi kendaraan bagi kaum hawa. Ruang pijakan kaki cukup lega, sehingga membuat pengendaranya merasa rileks.

Bobotnya 94 kg dan punya jarak jok ke tanah 750 mm. Ukuran itu lebih tinggi dibanding skutik lansiran Honda. Pada bagian bawah jok terdapat bagasi luas dan lega. Ukurannya mencapai 10,2 liter, sehingga sangat fungsional untuk menampung barang bawaan. Sayangnya tidak ada fitur untuk USB port. Tapi ia punya Answer back system yang terpisah dari anak kunci.

Mio S punya tenaga yang lebih besar dibanding skutik Honda. Dibekali mesin SOHC silinder tunggal, 4 langkah berkapasitas 125 cc. Tenaga maksimal yang dihasilkan 9,3 Tk di 8.000 rpm dan torsi puncak 9,6 Nm di 5.500 rpm. Mesinnya pakai teknologi Fuel Injection Blue Core, membuat konsumsi bahan bakarnya lebih efisien. Bahkan di brosurnya, Yamaha mengklaim 50 persen lebih irit. Entah dibanding yang mana? Skutik feminim dari Yamaha ini dibanderol Rp 16,4 juta on the road Jakarta.

 

4 dari 4 halaman

Suzuki Address

Secara dimensi, lebih tinggi dari kedua produk Honda dan Yamaha. Ground clearance-nya 120 mm dan tinggi tempat duduk 755 mm. Meski lebih tinggi, ia masih bisa digunakan oleh pengendara perempuan. Bobotnya pun lebih berat, 97 kg. Kendati berat, ia punya bagasi berkapasitas 20,6 liter. Dapat menyimpan berbagai peralatan, seperti jas hujan serta helm full face jenis tertentu.

Area dek atau pijakan motornya luas dan besar. Jadi para pengendara wanita tak perlu khawatir saat menggunakan skutik ini. Kaki bisa bebas bergerak. Di bagian atasnya, terdapat cantolan untuk menunjang kepraktisan jika membawa barang belanjaan. Juga punya dua kompartemen di dasbor, bisa dipakai meletakkan botol minum.

Jantung mekanisnya 113 cc, 4-stroke, satu-silinder, air-cooled, SOHC fuel injection. Punya tenaga maksimal lebih besar dibanding Genio dan Beat. Daya maksimal yang tercantum dalam laman resminya 9,2 Tk. Urusan efisiensi bahan bakar, Address mampu menempuh jarak lebih kurang 50 km dengan 1 liter bensin. Kapasitas tangkinya menampung 5,2 liter. Jadi dalam sekali pengisian full, ia bisa menjangkau hingga 260 Km. Tentu hasil yang didapat bisa beda-beda, tergantung karakter pengendaranya. Saat ini Suzuki Address dijual Rp 16,5 juta untuk varian Playfull dan Rp 16 juta untuk tipe standar. Kedua harga berstatus on the road Jabodebek.

Sumber: Oto.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini