Sukses

Ini VW Kodok Bertenaga Listrik Pertama di Indonesia

Salah satu yang menjadi primadona adalah sebuah Volkswagen Beetle atau yang dikenal sebagai VW Kodok. Menjadi perhatian pengunjung, dibalik tampilan retronya ternyata mobil ini sudah menjadi kendaraan elektrik.

Liputan6.com, Jakarta - Pagelaran Indonesia Electric Motor Show (IEMS) 2019 menghadirkan beragam kendaraan listrik. Tak hanya varian mobil terbaru, hadir pula mobil klasik yang disulap menjadi kendaraan listrik.

Salah satu yang menjadi primadona adalah sebuah Volkswagen Beetle atau yang dikenal sebagai VW Kodok. Menjadi perhatian pengunjung, dibalik tampilan retronya ternyata mobil ini sudah menjadi kendaraan elektrik. Combustion engine sudah diganti sepenuhnya dengan motor elektrik.

Rudi Susanto Rahardjo selaku pemilik VW Kodok listrik mengatakan, hal itu dilakukan untuk bisa tetap mempertahankan eksistensi mobil klasik di masa yang akan datang, terutama melihat masifnya perkembangan kendaraan listrik.

"Sebagai penggemar mobil kuno, kita tahun 2040 combustion engine itu sudah musnah. Sebagai penggemar mobil klasik bisa saja kita biarkan dengan mesin orisinilnya. Tapi pertanyaannya, adakah bensin pada di masa itu? Mobil listrik solusinya," ucap Rudi.

Proses penggantian mesin VW Kodok listrik pertama di Indonesia ini dibantu oleh AutoLube Motorsport dan dikerjakan kurang lebih selama enam bulan.

Bukan hanya sebagai pajangan, Rudi juga mengatakan bahwa mobil ini digunakan harian. Untuk sekali pengisian daya, VW Kodok elektrik dapat menempuh jarak 150 km.

Dengan pengisian daya di tempat umum seperti rumah atau perkantoran, dibutuhkan waktu sekitar empat hingga lima jam untuk mengisi baterai hingga penuh.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Biaya

Tak hanya membutuhkan waktu, transformasi ini juga memerlukan biaya yang tidak sedikit. Dibutuhkan biaya hingga Rp 1 miliar untuk proses modifikasi.

"Terus terang harganya masih tinggi. Kita sendiri sekitar Rp 300 jutaan. Jadi kalau mau bangun, dana mungkin antara Rp 500 juta hingga Rp 1 miliar," tutur Rudi.

Rudi berharap bahwa perkembangan industri dalam negeri di sektor komponen mobil listrik dapat membuat harga transformasi kendaraan listrik lebih terjangkau di masa depan.

Penulis: Khema Aryaputra

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini