Sukses

Toyota Hilux Disulap Jadi Mobil Pos Menggemaskan

Jepang ingin bernostalgia ke masa dimana orang-orang saling berkomunikasi dengan mengirim surat melalui proyek &Post.

Liputan6.com, Jakarta - Jepang ingin bernostalgia ke masa dimana orang-orang saling berkomunikasi dengan mengirim surat melalui proyek &Post.

Dilansir Carscoops , sebagai cara mempromosikan proyek ini, Toyota Hilux yang dikenal sebagai pikap bergaya gahar disulap menjadi mobil pos bergaya retro. Seri yang digunakan sendiri tampaknya adalah Hilux generasi ke-enam. 

Memiliki cat merah dengan aksen putih serta tulisan "Have you received my letter?" di kedua pintu membuat mobil yang diberi nama Post Car ini terlihat menggemaskan.

Di belakang mobil ini juga terdapat kantor pos kecil yang dibuat dari kayu dan memiliki tempat duduk untuk petugas pos. Tak hanya sebagai pajangan, Post Car menjual alat tulis dan kartu pos. Pengunjung dapat berfoto di depan mobil Post Car dan mencetak foto tersebut pada kartu pos.

Mobil pos ini dipajang di Kitte Shopping Center kawasan Marunouchi, Tokyo dan akan dipamerkan ke berbagai lokasi lainnya tahun ini.

Penulis: Khema Aryaputra

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Selain Dijual, Mobil Desa AMMDes Akan Disewakan

Selain dijual, penyewaan Alat Mekanis Multiguna Pedesaan (AMMDes) atau mobil pedesaan juga tengah dipikirkan. Karena itu, seluruh stakeholder terkait tengah mengkaji sistem ini.

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Harjanto menyebut hal ini juga akan membuka unit bisnis baru di pedesaan.

 

 
 

 

"Selama ini orang bisa menyewakan kendaraan untuk transportasi, kenapa tidak untuk kebutuhan pertanian. Jadi nantinya, AMMDes ini bisa juga disewakan untuk proses pra dan pasca panen pertanian. Ini yang sedang kita kaji," kata Harjanto di Gedung Kemenperin, Jakarta.

Saat disinggung sistem yang akan diterapkan untuk penyewaan AMMDes seperti apa, Harjanto mengaku masih harus mengkaji hal tersebut karena saat ini masih dalam tahap diskusi dengan seluruh pihak terkait.

"Untuk sistemnya sedang kita matangkan, apakah melalui Koperasi Unit Desa (KUD), atau sistem lainnya jadi memang sedang dikaji," tuturnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.