Sukses

Ternyata, Hand Sanitizer Adalah Musuh Mobil

Produk perawatan kulit seperti hand sanitizer dan sunscreen memang sering digunakan untuk menjaga kesehatan. Meski bagus untuk manusia, rupanya dampak serupa tak dirasakan oleh mobil.

Liputan6.com, Jakarta - Produk perawatan kulit seperti hand sanitizer dan sunscreen memang sering digunakan untuk menjaga kesehatan. Meski bagus untuk manusia, rupanya dampak serupa tak dirasakan oleh mobil.

Sebab, melansir Carscoops, bahan kimia yang ditemukan dalam produk-produk tersebut bisa bereaksi dengan permukaan pelapis komponen mobil. Sehingga bisa menyebabkan aus sebelum waktunya, kecuali memiliki pelindung khusus.

"Dari pembersih tangan, lotion hingga lotion anti serangga, biasa dipakai oleh pengendara. Bahkan produk yang kelihatannya tak berbahaya bisa menyebabkan masalah ketika bersentuhan dengan permukaan bahan lain, selama ratusan bahkan ribuan kali setahun," ujar salah seorang insinyur Ford.

Penelitian menunjukkan bahwa di pasar Eropa, pembersih tangan, termasuk gel, busa, dan wiper mengandung etanol. Diperkirakan penggunaan akan naik 60 persen pada tahun 2024.

Lalu ada lotion yang mengandung titanium oksida dalam jumlah lebih besar, yang bisa bereaksi dengan plastik dan minyak alami pada kulit, terutama ketika suhu panas.

Perlu dicatat adalah supaya tak terjadi reaksi kimia, ada baiknya bahwa beberapa komponen mobil yang bersentuhan langsung dengan tangan diberi pelindung tambahan.

Sumber: Otosia.com

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Mobil Penumpang Siap Gunakan Ban Tanpa Udara

Ban tanpa udara untuk digunakan pada mobil penumpang dinilai akan lebih praktis. Melihat hal tersebut, GM dan Michelin telah meluncurkan prototipe Uptis (Unique Tire-proof Tire System).

Seperti dilansir Engadget, Kamis (6/6/2019) terdapat campuran karet komposit dan resin yang tertanam di fiberglass memungkinkan ban jenis ini untuk beroperasi pada kecepatan tinggi. Hal ini untuk mematahkan opsi sebelumnya yang mengatakan bila ban akan berfungsi maksimal saat digunakan dalam kecepatan rendah.

 

 
 

 

Meski tidak menarik dari sisi tampilan, Michelin mengklaim ban ini akan sama nyamannya dengan ban konvensional yang ada saat ini.

Hal terpenting yang juga menarik perhatian ialah GM akan mulai menguji ban ini di Michigan pada 2019 dengan armada Chevy Bolts. Sehingga, versi produksi massal bisa mulai dirasakan pada tahun 2024.

Hingga saat ini, pabrikan otomotif roda empat belum menyebutkan model mobil tertentu yang akan menggunakan ban jenis ini.

3 dari 3 halaman

Tidak Kebal Ledakan

Meskipun ban ini tidak sepenuhnya kebal akan ledakan, ban kempis dan keausan tidak teratur, namun GM dan Michelin melihat perkembangan ini sangat penting untuk masa depan dimana mobil listrik dan self-driving adalah hal biasa. 

Selain itu, teknologi tanpa udara dinilai mengurangi produksi ban yang berbahaya bagi lingkungan, dan menghilangkan kebutuhan ban cadangan yang menambah bobot dan mengecilkan ekonomi bahan bakar.  Teknologi ini juga akan membantu kendaraan otonom mengemudi tanpa takut paku merusak perjalanan.  

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini