Sukses

Mesin Overheat Mengintai Saat Mudik, Kenali Gejala dan Penyebabnya

Jarak yang relatif panjang dan kemacetan yang tak terhindarkan membuat peluang mesin mengalami overheat atau panas berlebih semakin terbuka.

Liputan6.com, Jakarta - Saat mudik menggunakan kendaraan pribadi, Anda harus benar-benar memastikan kendaraan dalam kondisi prima. Jarak yang relatif panjang dan kemacetan yang tak terhindarkan membuat peluang mesin mengalami overheat atau panas berlebih semakin terbuka.

Kasus seperti ini biasanya dialami mobil-mobil tua, tapi tak menutup kemungkinan juga terjadi pada mobil baru. Letak permasalahan utama ada pada sistem pendinginan.

Radiator, tutup radiator, kipas radiator, fan belt, water pump, thermostat, slang-slang dan cairan di dalamnya terkadang terabaikan.

Atau masih banyak yang belum mengenali dan memahami. Jika salah satu tidak bekerja maksimal, overheating rentan terjadi. Akibatnya bisa fatal. Selain mobil pasti mogok, kemungkinan besar harus turun mesin.

Karena itu, perlu untuk mengenal masalah ini, mulai dari gejala, penyebab dan cara menanggulanginya.

Gejala Overheating

Suhu mesin terpantau melalui indikator di panel instrumen. Biasanya berupa petunjuk jarum analog dengan huruf C (Cold) dan H (Hot). Tapi mayoritas mobil baru sekarang, sudah tidak memakai model begitu. Indikatornya hanya berupa lampu hijau dan merah.

Tentu saja berbagai tanda wajib dipantau saat mengemudi untuk mengetahui bila ada masalah. Untuk model analog, tanda mesin panas bila jarum petunjuk sudah melebihi batas tengah. Untuk model lampu, huruf H menyala merah. Bila semua itu terlihat, segera tepikan mobil dan matikan mesin.

Ketika indikator menunjukkan mesin panas, belum ada tanda-tanda mencurigakan saat sedang berjalan. Namun bila terus dipaksakan, beberapa gejala bisa timbul. Mesin yang tadinya bekerja halus, semakin kasar dan kurang bertenaga.

 Bahkan ada yang sampai ngelitik (knocking) berlebihan dan tenaga mesin pun turun drastis. Pendingin udara (AC) tiba-tiba tidak dingin. Sebagian kendaraan menerapkan sistem safety untuk memutus sejumlah komponen yang memberatkan mesin.

Semakin dipaksa, mesin bisa mati dan langsung mogok. Suhu sekitar mesin tentu amat panas dan keluar asap. Jangan langsung membuka tutup radiator dan menambahkan air sampai suhu turun. Akibatnya bisa berdampak fatal ke diri Anda. Mesin pun bisa rusak parah. Silinder head bengkok dan blok silinder retak paling sering terjadi. Turun mesin yang menghabiskan banyak biaya perlu dilakukan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penyebab Overheating

Ada banyak hal yang menyebabkan mesin overheat. Kerusakan komponen-komponen yang disebutkan di atas sangat besar menjadi pemicu. Paling umum terjadi, air dalam radiator habis. Air radiator berputar dalam sirkulasi. Suhu yang panas tentu saja membuatnya menguap dan perlu diperiksa secara berkala. Jika kurang, tambahkan air melalui tangki reservoir atau langsung ke radiator. Pastikan menggunakan cairan sesuai rekomendasi pabrik.

Jika lebih sering habis, periksa apakah ada kebocoran. Bisa dari radiatornya sendiri yang termakan usia atau slang yang menjadi jalur aliran air. Kalau klem longgar atau slang sudah getas, segera ganti. Thermostat juga memegang peranan penting. Fungsinya membuka sirkulasi air ketika mesin sudah mencapai suhu optimal. Bila sudah rusak dan tak berfungsi, tentu air tidak mampu berputar.

Sama halnya dengan kipas pendingin yang letaknya tepat di belakang radiator. Bertugas untuk mendinginkan dengan membuat udara mengalir di sela-sela radiator. Kerusakannya dapat berupa motor mati atau kipas pecah. Fan belt turut memegang peranan penting karena menghubungkan kompresor, AC, alternator dan water pump dengan putaran mesin. Kalau putus, water pump pun tidak bekerja dan menghentikan proses perputaran air.

Nah, sebelum Anda mudik ke kampung halaman, tak ada salahnya memeriksakan semua komponen dimaksud. Pastikan air radiator tidak cepat berkurang dan bersikulasi lancar. Cek juga kipas radiator apakah masih berfungsi normal atau tidak. Jika mobil Anda sudah berumur dengan jam terbang tinggi, tidak rugi mengganti dulu berbagai komponen itu. Mencegah tentu lebih baik daripada mengobati. 

Sumber: Oto.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini