Sukses

Imbas Kasus Mantan Bos, Laba Nissan Anjlok Signifikan

Nissan Motor melaporkan laba tahunan anjlok hingga 57,3 persen. Hal ini tidak terlepas dari kasus yang menjerat mantan bosnya, Carlos Ghosn.

Liputan6.com, Jakarta - Nissan Motor melaporkan laba tahunan anjlok hingga 57,3 persen. Hal ini tidak terlepas dari kasus yang menjerat mantan bosnya, Carlos Ghosn.

Capaian Nissan pada tahun fiskal yang berakhir Maret berjumlah 319,1 miliar yen setara US$ 2,9 miliar. Merosot dari 746,9 miliar yen pada tahun fiskal sebelumnya.

Bahkan pabrikan yang berbasis di Yokohama ini, sudah memprediksi penurunan. Hasil untuk tahun fiskal Maret 2020 diperkirakan turun menjadi 170 miliar yen (US$ 1,5 miliar).

Pendapatannya harus terkoreksi oleh restrukturisasi dan biaya pengembangan produk. Dikombinasikan dengan kerugian terkait mata uang dan kenaikan biaya material. "Ini adalah situasi yang sangat kritis," terang Chief Executive Nissan, Hiroto Saikawa.

Dia menjelaskan, upaya sedang dilakukan untuk membentuk kembali bisnis Nissan. Terutama di Amerika Utara. Kondisi di sana turun karena insentif dan kelebihan produksi.

Penjualan Nissan untuk tahun fiskal mencapai 11,6 triliun yen (US$ 105 miliar), turun 3 persen dari tahun fiskal sebelumnya. Saikawa berjanji, bisnis Nissan segera pulih selama dua atau tiga tahun ke depan.

Dia menyalahkan strategi pertumbuhan penjualan yang terlalu agresif. Sesuatu yang dipelopori Ghosn, meskipun Saikawa sendiri menghadapi kritik atas kepemimpinannya sejak dia menjadi CEO pada 2017.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Berimbas pada perusahaan

Kemerosotan ini dibilang salah satu imbas dari kepemimpinan Ghosn, yang menakhodai Nissan dan aliansinya dengan Renault SA selama dua dekade. Ghosn dianggap membawa masalah dengan strategi bisnisnya.

Dan akhirnya harus ditangkap pada November atas tuduhan pelanggaran keuangan. Dia dituduh tidak melaporkan kompensasi pensiun dan mengalihkan uang Nissan ke kantong pribadi.

Skandal penangkapan dan pemecatan Ghosn menambah kemelut internal Nissan. Tercatat ada dana 9,2 miliar yen (US$ 83 juta) untuk tahun fiskal hingga Maret, dari dugaan tidak dilaporkannya kompensasi Ghosn.

Beberapa analis mengatakan, banyak pihak yang tidak lagi terbuka. Bahkan tidak jelas kapan persidangan Ghosn bakal dimulai. Karena persiapan di Jepang memakan waktu berbulan-bulan.

Jaksa penuntut menginginkan Ghosn tetap dipenjara selama persiapan. Tetapi dia sempat dibebaskan dengan jaminan pada Maret, lalu ditahan kembali dan kemudian dibebaskan lagi pada April.

 

3 dari 3 halaman

Rencana Gagal

Terlepas dari itu, Ghosn sempat punya langkah bisnis untuk menyatukan tiga mitra aliansi. Kemudian langkah inipun sontak terhenti usai penangkapannya.

Dan Saikawa menepis spekulasi, Renault mendorong untuk melanjutkan langkah merger. Ia menolak spekulasi, pimpinan Renault Jean-Dominique Senard, yang baru-baru ini bergabung dengan dewan Nissan bakal mengutamakan pemulihan Nissan.

Renault memiliki 43 persen saham Nissan. Dan Nissan, yang membuat mobil listrik Leaf, March dan model premium Infiniti, memiliki 15 persen saham Renault.

Saikawa juga menepis pertanyaan tentang pengunduran dirinya. Dia berencana menyerahkan kendali kepada pemimpin lain “ketika waktunya tepat.” Untuk saat ini, katanya, perusahaan fokus pada perubahan haluan. 

Sumber: Oto.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini