Sukses

Tantang Honda dan Yamaha, KTM Siap Ambil Alih Ducati?

Langkah berani KTM yang berencana untuk mencaplok Ducati bukan isapan jempol belaka.

Liputan6.com, Jakarta - CEO KTM, Stefan Pierer, memiliki ambisi untuk menjadikan merek asal Austria ini menjadi salah satu yang terbesar, setelah Honda dan Yamaha. Untuk mendukung langkah tersebut, mencaplok atau mengambil alih Ducati menjadi cara yang cukup masuk akal untuk dilakukan.

Melansir Bikesrepublic, Sabtu (22/12/2018), langkah berani KTM yang berencana untuk mencaplok Ducati bukan isapan jempol belaka. Pasalnya, KTM dinilai memiliki pertumbuhan yang bagus. Bahkan Husqvarna, merek asal Swedia, tengah berkembang di bawah kendali Pierer selama beberapa tahun ke belakang.

Selain itu, Pierer juga bisa melihat bentuk kerjasama yang mungkin dilakukan oleh KTM dan Ducati.

"Zaman sekarang, mesin dan sasis dibuat hampir identik, baik untuk KTM dan Husqvarna, tapi di dalam kami tak bekerja secara berlawanan," ungkap Pierer.

Saat ini, bukan hal yang aneh jika merek berbeda berada di bawah satu grup, dan berbagi platform. Strategi ini, dipercaya bakal meningkatkan jumlah pelanggan, atau memperbesar pasar dari KTM dan Ducati.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Sebagai contoh, strategi ini sudah digunakan di industri roda empat, dengan aliansi Renault - Nissan - Mitsubishi. Namun, pelanggan pastinya memiliki kecemasan penggabungan tersebut. Menyatukan KTM dan Ducati, dengan line-up yang selama ini berbeda, merupakan tantangan tersendiri.

Tapi, jika hal ini benar-benar terjadi, sepertinya menarik melihat KTM dan Ducati mengisi kekurangan di line-up masing-masing dengan saling melengkapi. Bisa juga, pengembangan teknologi atau produk, hingga merambah dunia balap motor, seperti MotoGP yang memang pabrikan asal Italia ini sudah memiliki nama yang cukup besar.

 

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.