Sukses

Top 3: Mendeteksi Kerusakan Shock dan Nitrogen Lebih Baik

Tingginya mobilitas orang perkotaan yang bersepeda motor akan semakin nyaman bila didukung dengan shockbreaker yang sehat. Untuk menjaga performa shockbreaker, Anda bisa melirik artikel terpopuler "Cara Mudah Mendeteksi Kerusakan Shock Belakang Sepeda Motor".

Liputan6.com, Jakarta - Tingginya mobilitas orang perkotaan yang bersepeda motor akan semakin nyaman bila didukung dengan shockbreaker yang sehat. Untuk menjaga performa shockbreaker, Anda bisa melirik artikel terpopuler "Cara Mudah Mendeteksi Kerusakan Shock Belakang Sepeda Motor".

Selain itu, dua artikel menarik lainnya adalah "Mengenal 5 Pertanda Ban Wajib Diganti" dan "4 Alasan Isi Angin Nitrogen Lebih Baik". Berikut rangkumannya.

1. Cara Mudah Mendeteksi Kerusakan Shock Belakang Sepeda Motor

Komponen peredam kejut atau shocbreaker yang terpasang di bagian belakang sepeda motor, memang masuk kategori slow moving atau masa pemakaian yang cukup lama. Namun, bukan berarti shockbreaker bisa digunakan terus-menerus tanpa harus diganti.

Seperti disitat laman resmi Suzuki Indonesia, shockbreaker sendiri memiliki masa pakai, meskipun tidak ada patokan pasti berdasarkan apa. Pasalnya, masa pakai shockbreaker tergantung dari pemakaian pengendara, serta kondisi jalan yang sering dilalui.

Baca selengkapnya di sini.

2. Mengenal 5 Pertanda Ban Wajib Diganti

an jadi komponen yang wajib dilakukan penggantian. Pasalnya, ban jadi salah satu faktor utama dalam sebuah kendaraan, baik mobil maupun sepeda motor.

Kondisi ban juga perlu dilakukan pengecekan, terlebih tekanan angin yang tepat akan membuat berkendara menjadi lebih nyaman.

Baca selengkapnya di sini.

Saksikan Juga Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

3. 4 Alasan Isi Angin Nitrogen Lebih Baik

Tekanan angin pada ban ban wajib diisi sesuai dengan ukuran ban itu sendiri, jangan kurang, atau lebih. Jika tetap nekat mengisi angin tak sesuai pedoman, maka risiko ditanggung si pengendara.

Namun bicara soal pengisian tekanan angin, ternyata saat ini semakin menjamur bengkel pengisian nitrogen.

Baca selengkapnya di sini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.